Khatijah, S.Pd

Khatijah adalah guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMPN 1 Tapen Bondowoso Jawa Timur. Menulis adalah hal yang menjadi hoby. Kegiatan menulis yang pal...

Selengkapnya
Navigasi Web
Serpihan Cinta di Langit Saga

Serpihan Cinta di Langit Saga

Serpihan Cinta di Langit Saga

Part 8

Oleh: Khatijah

Dewanda tersenyum menyaksikan mata gadis itu terbuka. Hatinya benar-benar lega. Kekhawatirannya berangsur hilang. Apalagi wajah gadis di dekatnya yang sebelumnya pucat itu, menjadi kian normal. Namun, gadis yang masih sangat lemah itu mengernyitkan keningnya saat matanya melihat pemuda yang tidak dikenal berada di depannya.

“Maafkan saya, kamu kubawa kemari!” Spontan kalimat itu meluncur dari bibir Dwanda.

Gadis itu menguatkan tubuhnya untuk bangun. Bibirnya tak bisa mengucap kata-kata. Ekspresi ketakutan tampak jelas di raut mukanya. Barangkali dia trauma dengan hal yang sudah menimpanya beberapa jam sebelumnya. Namun, tiba-tiba dia mengurungkan niatnya. Dipejamkannya matanya dan dia kembali berbaring di rerumputan itu. Kepalanya terasa pening sekali. Semua yang dilihatnya seolah berputar-putar.

“Istirahatlah dulu, jangan memaksakan diri! Kamu baru saja siuman. Kamu tidak perlu takut kepadaku sebab aku hanya ingin menolongmu dari cengkeraman laki-laki yang menyakitimu tadi.” Dewanda kembali khawatir. Dia sangat iba karena gadis itu tampak begitu menderita.Tiba-tiba air bening mengalir dari sudut matanya yang terpejam.

Dewanda jadi bingung. Sementara waktu terus bergulir. Gelap memekat menelan cahaya. Akan dibawa kemana gadis yang tergeletak lemah itu. Sedangkan, dia tidak melihat bahwa di tempat itu dekat dengan perumahan penduduk. Berkali-kali dia menarik napas dalam-dalam.Mungkinkah dia akan membiarkan gadis itu di tepian sungai hanya berdua dengannya? Bahkan dia khawatir laki-laki yang menyakiti gadis itu akan menemukan mereka.

Dia memutuskan untuk meninggalkan sebentar gadis itu. Kakinya melangkah menuju sungai.Telapak tangannya terasa dingin saat menyentuh air. Dia pun berwudu dan bergegas menjalankan salat magrib di surau kecil yang ada di pinggir sungai itu. Setelah selesai melaksanakan salat tiga rokaat, dia berdoa untuk keselamatan gadis yang ditolongnya.

Seusai menjalankan salat Magrib dan berdoa, Dewanda kembali mendekati gadis yang ditolongnya. Dia sangat kaget ketika gadis itu sudah duduk dengan tangan memeluk kedua kakinya. Sedangkan wajahnya tertunduk pilu.

“Alhamdulillah, kamu sudah baikan?”

Belum sampai gadis itu menjawab, mendadak sebuah bayangan mendekat. Hati Dewanda sangat was-was. Dia memastikan bahwa lelaki yang menyakiti gadis itulah yang datang.

Jember, 24 November 2022

Jember, 24 November 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Cerita yang sangat keren dan membuat penasaran ku tunggu lanjutannya bu Khatijah semoga sehat selalu

25 Nov
Balas

Terima kasih Pak. Insyaallah. Semoga dimudahkan..

25 Nov



search

New Post