Khoirul Jamal

Lahir di Bogor, pada 26 Juni 1966, anak ke 2 dari 10 besaudara. Beralamat di Jl. Masjid Al Hukama, No. 9 RT 003 RW 04, Kel. Rangkapanjaya Baru, Ke...

Selengkapnya
Navigasi Web

SENSITIF

SENSITIF

Pada sekolah swasta sudah menjadi maklum, menjelang Penilaian Akhir Semester (PAS) merupakan kesempatan yang tepat untuk menyampaikan tagihan tunggakkan keuangan sekolah pada orang tua/wali peserta didik. Meskipun begitu pihak sekolah sangat berhati-hati, jangan sampai menimbulkan salah persepsi pada orang tua/wali. Kepeleset bahasa berpotensi menimbulkan kerusuhan yang mudah meluas terutama di jagat medsos.

Pada hari terakhir menjelang pelaksanaan PAS, panitia berupaya agar segala persiapan sudah beres semua. Ternyata masih ada satu hal yang tidak bisa dituntaskan.

Seperti biasanya hingga di hari pertama pelaksanaan ada saja peserta yang belum mengambil kartu peserta. Piket dan lembur panitia di H-1 dibayangi kekhawatiran dan trauma. Wali kelas sudah berkomunikasi langsung dengan orang tua/wali tapi belum juga menemui panitia.

Untuk menghadapi orang/wali peserta didik yang kurang kooperatif, eh, ibu-ibu yang sedang sensitif sering kali merepotkan. Sebenarnya panitia sudah paham betul dengan tugasnya, tapi pada gilirannya masih juga meminta kasek turun tangan.

...

"Maaf, Pak, ada yang mau mengambil kartu peserta tapi... 'tangan kosong', katanya mau bertemu kasek," kata panitia.

Kalo tidak mau repot berikan saja," jawab Kasek berupaya menghindar dari ketegangan.

"Lah, kalo boleh begitu mah mending dari kemarin berikan saja semua," sanggah panitia.

Wkwkwkwk

....

Di hari ketiga pelaksanaan PAS, orang tua/wali yang "rusuh" itu datang lagi di pagi hari. Dari rona mukanya sudah terbaca, sedang tidak baik-baik saja.

...

"Kartu peserta anak saya rusak, ada dikantong baju terus tercuci. Harus bagaimana ya?" tanya si ibu tanpa basa-basi.

"Tunggu sebentar ya bu, saya buatkan surat izin masuk ruangan," jawab panitia.

"Sebaiknya kartu peserta dipegang oleh panitia saja, supaya gak tercecer," usul orang tua dengan ringannya.

"O ow! Gitu ya?" Wgghgh... " gerutu panitia, membatin.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren pisan kang.. Kok bisa sami nya.. Tempat kita anaknya makan tiap hari, tapi orang tuanya pura2 nggak tahu kalau uang makan belum bayar.. Pas ditagih pake acara ngeles macam2.. hehe.. Sukses selalu

12 Dec
Balas

Ide orang tua yang bisa mengubah tujuan pendidikan. Padahal itu agar anak punya rasa tanggung jawab, disiplin dan lainnya. Ampun banget ortu zaman now ini ha.ha. Tetap sabar pak ustadz

27 Dec
Balas



search

New Post