Portofolio guru, sebagai bukti fisik kinerja guru banyak dipergunakan dalam kegiatan kompetitif. Di antaranya, sertifikasi guru, seleksi lomba guru berprestasi, Kepala Sekolah berprestasi, anugerah konstitusi, dan banyak seleksi guru lainnya.

Untuk bisa mewujudkan documen portofolionya, tak jarang beberapa guru menempuh jalan pintas, karena deadline waktu ataupun tidak memiliki bukti fisik yang dibutuhkan. Berikut ini, penulis akan membagikan tip agar portofolio selalu siap ketika kita butuhkan untuk diikutkan lomba, ataupun event yang lain. Ooh ya, tip ini tidak berlaku bagi yang tidak bisa menyusun portofolionya karena memang tidak memiliki bukti fisik. Atau nol kegiatan.

Oke, inilah beberapa langkah yang biasanya saya lakukan, sehingga saat portofolio dibutuhkan dengan deadline yang mepet, kita tetap bisa menyelesaikannya.

1. Mempelajari dan memahami

Terdapat setidaknya 10 indikator dalam portofolio guru. Ini perlu kita pelajari dan dipahami betul, bukti fisik apakah yang digunakan dalam setiap indikator.

Ada kalanya dalam seleksi lomba tertentu, satu bukti fisik tidak diperkenankan untuk digunakan dalam 2 indikator atau lebih. Sehingga, kita harus jeli. Manakah yang memiliki poin lebih tinggi, itulah yang harus kita utamakan.

2.Menyusun

Daftar rekapitulasi, ada baiknya kita siapkan dari awal. Meskipun tidak pada saat dibutuhkan. Sehingga, tidak ada kegiatan yang terlupa dalam setiap indikatornya.

3.Menambah

Setiap kali usai satu kegiatan, misalkan diklat. Segeralah menambahkan pada indikator daftar pelatihan yang diikuti guru. Hal ini menjaga agar pekerjaan kita tidak menumpuk di belakang hari, yang membutuhkan waktu lebih lama. Untuk mengingat-ingat dan menambahkan dalam daftar. Kalau tugas ini menumpuk, ada kemungkinan salah satunya terlupa dan tidak masuk daftar. Jadi, lakukanlah setiap kali kita berhasil mengumpulkan bukti fisik baru.

4. Menyimpan

Agar penyimpanan bukti fisik kita menjadi efektif, maka sediakanlah beberapa dokumen keeper, untuk menampung tiap indikator. Ingat, kelompokkan dalam tiap indikator. Ini memudahkan kita untuk menemukan bukti fisik yang dibutuhkan. Tinggal menamai setiap bagian depan dokumen keeper dengan indikator yang dimaksud.

5.Menyusun

Kalau semua kebutuhan awal tersiapkan, maka ketika dokumen portofolio kita butuhkan, kita tinggal mengopi, membendel menjadi satu, dan menjilidnya. Proses penyusunan ini, tidak akan membutuhkan waktu yang lama.

6. Merevisi

Apabila dokumen portofolio sudah pernah digunakan, selanjutnya kita membutuhkan untuk kegiatan yang lain, pada kurun waktu beberapa tahun selanjutnya, maka kita tinggal mengurangi poin yang tidak lagi berlaku, dan menambahkan dengan yang baru. Karena biasanya, batas waktu berlakunya adalah 5 tahun ke belakang. Tetapi ada juga yang menghendaki 10 tahun ke belakang. Ini bergantung pada kebijakan panitia penyelenggara masing-masing kegiatan.

Demikianlah, beberapa langkah yang saya lakukan dalam mendokumentasikan portofolio mengajar saya. Semoga langkah ini bisa ditiru dan bermanfaat.

Selamat Hari Pendidikan Nasional

Majulah Pendidikan kita dengan guru berkualitas

Salam literasi !

Gedangan, 2 Mei 2017