Khoirun Nisak

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
MENULIS ITU BELAJAR CANTIK

MENULIS ITU BELAJAR CANTIK

Judul ini saya ambil dari salah satu sub judul buku, Catatan Kecil tentang Literasi. Membaca buku kedua maestro ini saya selalu ingin berteriak, Ouuughh Mammiii! Tidakk…tidakk... Jangan sekarang! Saya masih ingin menuntaskan buku duet ini.

Beberapa kali saya tamatkan membaca buku tulisan Eko Prasetyo dan selalu bikin saya kangen. Yealah, ketagihan membaca maksudnya. Nuansa gokil yang selalu diselipkan, membuat pembaca menahan rindu. Bukan...bukan. Ingin terus membaca hingga tuntas.

Nah, saya kembali disodori buku kesekian karya Eko Prasetyo. Kali ini ditulisnya bersama rekan duetnya, Syaiful Rahman. Saya kembali tergelitik. Ingin rasanya menggigit buku ini karena membuat saya cekikikan selama mengulitinya selembar demi selembar.

Tenggorokan saya serasa tercekat dengan judul, Menulis itu Belajar Cantik. Ouuugh Mamiii!!! Saya jadi semakin penasaran, apakah Sahrini itu menulis dan menjadi cantik? Apakah Krisdayanti itu juga sudah menghasilkan lebih dari 60 buku seperti Pemred MediaGuru, lantas menjadi cantik? Jawabnya, konklusi yang ngawur!!! Tentu saja bukan begitu maksudnya.

Sama-sama berasal dari Unesa, membuat keduanya akrab dan sudah layaknya saudara. Banyak pengalaman berliterasi yang sudah mereka alami berdua. Hingga bermuara pada simpulan bahwa pertemanan harus mampu memengaruhi seseorang untuk membaca.

Namun, proses inipun tak boleh terhenti. Gagasan yang tersimpan dalam memori, tidak boleh hanya diendapkan begitu saja. Memulai menuliskan adalah jawabannya. Meskipun itu tidaklah mudah, namun mulailah dari diri sendiri. Selanjutnya sebarkanlah motivasi menulis itu sebagai virus positif.

Inilah sebuah misi yang terekam melalui buku, Catatan Kecil tentang Literasi. Pesan yang hendak disampaikan ialah betapa pentingnya membaca apa pun. Misi keduanya bagaimana agar selain kita, orang lain pun menjadi keranjingan menulis.

Keduanya merupakan aktivitas yang tak dapat terpisahkan. Tulislah meskipun selembar, dan tulislah meskipun hanya seorang saja yang akan membacanya. Inilah pesan Eko Prasetyo yang selalu ditaburkan dalam setiap buku yang ditulisnya.

Perpaduan tulisan Eko Prasetyo dan Syaiful Rahman ini cukup ngangeni. Duuuh, maksudnya cukup renyah untuk bisa menemani duduk santai kita. Menemani sore kita di bawah pohon mangga yang rindang sambil meneguk es cendol.

Bacalah sebanyak mungkin yang kita mampu. Jangan lupa membagikan inspirasinya untuk orang lain melalui sebuah tulisan. Jangan biarkan inspirasi itu mengendap begitu saja, tanpa bisa dinikmati orang lain. “Jangan medit,” kata Pemred MediaGuru. “Konon, medit itu bisa salah satu penyebab sulit mencari jodoh,” pesan Eko Prasetyo.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Medit itu apa mbak???

16 Jun
Balas

ijin jawab bunda. Medit itu bahasa jawa. Bahasa Indonesianya pelit

02 Mar

kikir juga bisa

02 Mar

membaca tulisan mas Eko memang selalu membuat tertawa. hehehe

02 Mar
Balas



search

New Post