Membersamai seorang putri spesial anugrah Illahi robbi perlu kesabaran yang luar biasa. Harus ekstra menghadapinya.

Berawal dari proses kehamilan yang terinfeksi TORCH (Toxoplasma, Rubella, CMV dan Herpes) dengan didampingi secara insentif oleh Dokter Obsgyn yang berpengalaman dan sangat telaten alhamdulillah putriku lahir secara normal meski dengan perjuangan yang sangat luar biasa.

Singkat cerita ada banyak kekhawatiran terkait dengan tumbuh kembangnya. Apalagi di usia balita beberapa kali dirawat karena kejang.

Alhamdulilllah segala puji bagi Allah masa-masa itu terlewati sudah. Putriku saat ini sudah kelas 4 dan tumbuh di luar dugaan.

Saya dan suami sebagai orang tua tidak banyak menuntut capaian prestasi akademik. Karena kami lebih fokus ke tumbuh kembang dan kesehatannya. Kontrol rutin ke dokter spesialis anak syaraf rutin saya lakukan.

Lagi-lagi anugrah yang luar biasa. Putriku punya semangat juang yang luar biasa. Yang membuat saya tidak habis pikir kini dia suka sekali dengan matematika. Padahal saat kelas 1 dan 2 untuk sekedar mengoperasikan penjumlahan saja mengalami kesulitan.

Saya sebagai ibunya yang kebetulan juga seorang pemdidik yang mengampu mapel matematika selalu mensupportnya untuk mencintai matematika. Selalu saya tanamkan di bawah alam sadarnya bahwa matematika itu mudah. Matematika itu menyenangkan. Tidak ada masalah yang tidak bisa kita selesaikan kalau kita berusaha untuk menyelesaikannya dengan usaha yang maksimal. Apalagi hanya sekedar pelajaran matematika.

Dengan rutinitas setiap hari "bertemu" matematika alhamdulillaaah saat ini dia begitu mencintai matematika. Bahkan termasuk pelajaran favoritnya.

Allah sungguh baik dan amat baik. Setiap ujian yang diberikan kepada makhluknya akan ada ibrah dibaliknya.

Sebagai hambaNya kita wajib selalu bersyukur, bersyukur dan bersyukur apa pun yang dianugerahkan kepada kita