Kiki Razyka

Mendedikasikan diri untuk menumbuhkan kecintaan generasi muda pada tulisan adalah janji yang harus dibayar sepanjang hayat ini....

Selengkapnya
Navigasi Web
Bersama Kita Bisa

Bersama Kita Bisa

Bersama Kita Bisa

Pasca pandemi Covid-19, berbarengan dengan proses pembelajaran tatap muka kembali aktif, sebuah masalah mengejutkan lainnya muncul ke permukaan terutama bagi saya yang bertugas di sebuah sekolah SMP. Sejumlah siswa mengalami hambatan belajar yang luar biasa, termasuk di antaranya adalah belum dapat membaca dan menulis dengan lancar. Jangankan untuk mencapai TP, untuk mengupayakan mereka mampu mencatat materi pelajaran dengan lengkap saja sudah sangat sulit. Kasihannya, anak-anak ini selain mendapatkan penilaian yang rendah di bidang akademik, mereka juga seperti mengalami kemunduran di bidang sosial dan mental.

Di lain sisi, ada juga beberapa anak yang kecerdasannya berada di atas rata-rata. Mereka ini juga aktif dan terus menuntut agar guru menyediakan hal-hal baru untuk mereka pelajara. Keadaan ini tentu memberikan tekanan tersendiri bagi guru yang mengajar di kelas. Pembelajaran berdiferensiasi, mudah diucapkan tetapi sangat sulit untuk dilaksanakan terlebih lagi pada situasi ekstrim di mana ketimpangan tingkat penerimaan siswa dalam belajar di dalam kelas sangat jauh.

Ini merupakan keadaan yang tidak bisa dibiarkan. Bila guru mengalami kesulitan, bukankah warga sekolah lainnya seharusnya ikut turun tangan membantu? Pemikiran itu membuat saya berkeinginan untuk bisa ‘sedikit’ meringankan beban guru di dalam kelas. Di samping itu juga bisa membantu anak-anak yang kasihan tersebut.

Namun sebagai seorang petugas perpustakaan, apa yang bisa saya lakukan? Lagipula, saya sendiri, apakah sanggup untuk melakukan hal besar ini?

Berdiskusi dengan beberapa teman guru dari sekolah yang sama, saya mengetahui ada sebuah metode pembelajaran yaitu metode tutor sebaya. Metode ini tidak terlalu bergantung pada tenaga guru. Siswa yang cerdas atau memiliki pengetahuan lebih banyak, bisa mengajarkan apa yang mereka ketahui kepada siswa lainnya.

Akhirnya timbul ide untuk membentuk sebuah kelompok belajar tambahan dengan menggunakan metode tutor sebaya ini. Saya merekrut anak-anak pintar–yang kebetulan akrab dengan saya karena mereka sering ke perpustakaan–untuk menjadi tutor sebaya. Sepulang sekolah, mereka meluangkan waktu untuk mengajar baik itu rekan sebaya ataupun adik kelas yang sulit membaca dan menulis. Lama-kelamaan, para tutor sebaya ini bertambah banyak seiring dengan bertambah banyak juga siswa yang ingin ikut belajar di kelompok belajar.

Saat ini, di kelompok belajar perpustakaan tidak hanya belajar membaca dan menulis saja, tetapi juga mata pelajaran seperti matematika, IPA, bahasa inggris dan lainnya. Dari yang semula hanya diadakan dua kali seminggu, berkembang menjadi lima kali dalam seminggu.

Berlangsung selama lebih kurang empat bulan, kemajuan yang signifikan terlihat baik itu dari siswa yang diajar maupun yang mengajar. Siswa yang tadinya minder karena kemampuan akademiknya rendah, kini tampak semakin percaya diri. Mereka juga mulai mampu menyelesaikan tugas mereka dengan baik. Sedangkan siswa yang menjadi tutor juga mendapatkan kepuasan batin serta belajar mengembangkan empati bagi mereka yang membutuhkan. Bukankah tingkat kepintaran itu bukanlah berdasarkan nilai melainkan sejauh mana kamu bisa mengajarkan ilmu tersebut kepada orang lain?

Dari apa yang saya temukan dan saya saksikan sendiri, saya memperoleh keyakinan. Tidak ada kesulitan yang tidak bisa dilalui. Seperti siswa di atas. Belajar dan mengajar, mereka bekerjasama melewati hambatan yang ada. Bersama kita pasti bisa!

Medan, 15 November 2023.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semangat Bu Kiki. Tulisan ini sangat menginspirasi saya.

15 Nov
Balas

Sama-sama semangat Ibu sayang

15 Nov



search

New Post