NUR KHOYUM, S.Pd, M.A

Juragan Dinar PenggerakPendidikan dan Pebisnis Crypto & All Operator dan Layanan Finance...

Selengkapnya
Navigasi Web
Berani Berkata Kami  adalah Muslim

Berani Berkata Kami adalah Muslim

SIAPA KEKASIHMU

Oleh

Nur Khoyum, S.Pd. M.A

Mayoritas ummat Islam sedikit sekali yang merayakan tahun baru Islam yaitu 1 Muharram dengan dzikir dan shalawat atas nabi Muhammad SAW. 

Di zaman akhir seperti ini umat Islam tidak bangga dengan jati dirinya sendiri malah lebih bangga dengan merayakan tahun baru miladiyah atau Masehi.

Nabi Muhammad telah bersabda:

من تشبه بقوم فهو منهم

Artinya: "Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk bagian dari kaum itu". (HR: Abu Dawud)

Orang yang bertasabuh atau menyerupai suatu kaum tertentu yang seperti itu besok pada hari kiamat akan dikumpulkan bersama kaum yang dicintainya.

Orang yang terlanjur Cinta akan melakukan apa yang dilakukan yang dicintainya, seperti cara berpakaian nya cara makannya cara berkehidupan (merayakan tahun baru miladiyah/Masehi).

Nabi Muhammad SAW telah bersabda:

المرء مع من أحب يوم القيامة

"Seseorang akan berkumpul pada hari kiamat dengan orang yang mereka cintai"

Oleh karena itu janganlah meniru-niru amalan orang yang bukan Islam.

Dikutip dari  Al Ain University, seorang pejabat di Basrah (Irak), Abu Musa al-Ash'ari lantas mengirim surat kepada Khalifah Umar untuk mengembangkan cara baru untuk menghitung tanggal.

Umar Rodhiyallahu Anhu lalu mendiskusikan penanggalan tersebut. Beberapa menyarankan penanggalan dimulai dari tahun kelahiran Nabi Muhammad, sebagian pada tanggal kematian Nabi Muhammad, dan pada tanggal hijrah atau kepindahan Nabi Muhammad dari Mekkah ke Madinah.

Mayoritas, termasuk Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib setuju kalender Islam dimulai dari tanggal hijrah Nabi Muhammad. Ini pula yang menjadi asal nama kalender Hijriah.

Umar lalu mengumumkan tahun Nabi Muhammad hijrah yakni 622 Masehi menjadi tahun dimulainya kalender Hijriah. Penanggalan Hijriah dihitung berdasarkan siklus bulan mengelilingi bumi. Berbeda dengan kalender Masehi yang berdasarkan pada peredaran bumi mengelilingi matahari.

Tahun Hijriah terdiri dari 12 bulan atau 354 hari yang dimulai dengan bulan Muharram dan diakhiri bulan Dzulhijjah. Sebanyak 12 bulan itu antara lain Muharram, Safar, Rabi'ul Awal, Rabi'ul Akhir, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rajab, Sya'ban, Ramadan, Syawal, Dzulkaidah, dan Dzulhijjah.

 

12 bulan dalam tahun Hijriah sesuai dengan firman Allah dalam surat At-Taubah ayat 36.

"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah 12 bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa."

Empat bulan haram atau suci itu adalah Muharram, Rajab, Dzulkaidah, dan Dzulhijjah

Akhir kata semoga Allah menjaga agama anak cucu kita sampai hari Qiamat.

Semoga bermanfaat dunia akhirat.

#Kota Pasir; Jum'at, 17 Jumadil Ula 1442 H

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Aamiiin

01 Jan
Balas

Ya, sejarah harus dikenali, agar kita bisa menghargai bahwa kita punya kalender yang harus dilestarikan.Sakam literasi

01 Jan
Balas

Benar sejak dini anak cucu harus dikenalkan Islam termasuk penanggalan Islam. Kalender Hijriyah. Salam Literasi balik

01 Jan



search

New Post