NUR KHOYUM, S.Pd, M.A

Juragan Dinar PenggerakPendidikan dan Pebisnis Crypto & All Operator dan Layanan Finance...

Selengkapnya
Navigasi Web
Keihklasan Yang Tertukar

Keihklasan Yang Tertukar

Keikhlasan Yang Tertukar

Oleh: Nur Khoyum

Seorang wanita bertanya pada penjual kue yg sudah tua, "Berapa harga kuenya?" Penjual kue menjawab, "Satu buah harganya Rp 2.000, Nyonya." Wanita itu berkata, "Saya mau mengambil 6 butir tapi dengan harga Rp 10.000 atau kalau ngga ya udah, ngga jadi beli." Penjual kue menjawab, "Baiklah, mungkin ini awal yang baik karena dari tadi tak ada satupun kue yang berhasil saya jual."

Wanita itu mengambil kue-kue tersebut dan berjalan dengan perasaan senang bahwa dia sudah menang. Kemudian dia masuk ke dalam mobil mewahnya dan pergi ke restoran bersama temannya. Di sana, dia bersama temannya memesan apapun yg mereka sukai. Mereka makan sedikit dan menyisakan banyak dari apa yg sudah mereka pesan. Kemudian wanita tersebut membayar tagihannya. Tagihannya sebanyak Rp 450.000. Dia memberikan uang Rp 500.000 dan berkata bahwa kembaliannya untuk sang pemilik restoran saja.

Kejadian seperti ini mungkin terlihat normal bagi pemilik restoran, tapi sangat menyakitkan bagi penjual kue yg sudah tua.

Intinya adalah: "Mengapa kita selalu menunjukkan bahwa kita punya kuasa ketika kita membeli dari orang-orang yang membutuhkan? Dan kenapa juga kita jadi dermawan kepada orang-orang yang bahkan tidak membutuhkan kedermawanan kita?"

Suatu ketika saya pernah mendengar cerita dari ayah: "Ayahku biasa membeli barang2 remeh-remeh dari orang miskin dengan harga tinggi, walaupun dia tidak membutuhkan barang2 tersebut. Kadang-kadang dia bahkan membayar lebih untuk itu. Aku tertarik pada hal ini dan lantas bertanya mengapa dia melakukannya? Kemudian ayahku menjawab, "Anakku, ini adalah sedekah yang terbungkus dengan harga diri".

Itulah sifat manusia banyak lebih mengutamakan genggsi dari pada Ridha ilahi. Harusnya lebih bersemangat menyayangi orang miskin dari pada orang kaya. Nabi Muhammad sendiri pernah berdoa " Ya Allah hidupkan aku dalam keadaan miskin, matikan aku dalam keadaan miskin dan kumpulan aku (di Syurga) bersama-sama dengan orang miskin".

Yuk ...sayangi orang miskin, siapa takut....

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Subhanallah !!!

01 Jul
Balas

Luar biasa. Mendidik banget. Salam kenal dan salam Literasi.

01 Jul
Balas

Saya pernah membaca cerita ini pak..persis sama...tapi lupa dimana semoga memang bapak pengarangnya

01 Jul
Balas

Keren pak, sangat mendidik

01 Jul
Balas



search

New Post