Hari Minggu, 11 Juni 2023, komunitas MGMP bahasa Inggris zona 1 Situbondo mengadakan studi tiru di Manggala Training Central Pare Kediri Jawa Timur. Sebanyak 10 guru bahasa Inggris hadir dan ikut serta untuk menimba ilmu bagaimana cara mengelola kelas dan praktik serta implementasinya di kelas maupun sekolah. Perjalanan ke kota Pare ditempuh selama 4 jam menggunakan mobil Elf. Dalam menimba ilmu, para guru ingin mengetahui cara atau teknik dalam mengajarkan materi pelajaran bahasa Inggris dengan menarik dan menyenangkan serta sesuatu yang tidak membosankan.

Kedatangan kami di Pare disambut dengan penuh keramahan oleh Direktur lembaga Manggala Training Central Pare yaitu Mohammad Imron. Beberapa menit kemudian kami dipersilakan masuk ke ruang pertemuan untuk mengadakan diskusi atau sharing bersama terhadap pembelajaran bahasa Inggris di sekolah masing-masing. Dalam pertemuan tersebut, dibahas tentang beberapa hal permasalahan siswa dan guru dalam meningkatkan kemampuan siswa untuk semangat belajar dan berbicara bahasa Inggris.

Ada banyak hal yang didapatkan para peserta di dalam mengikuti kegiatan tersebut. Pertama, para peserta diberikan pemahaman dan penyelesaian terhadap permasalahan yang dialami oleh peserta didik ketika mereka sedang belajar bahasa Inggris. Kedua, para peserta MGMP mendapatkan beberapa cara atau model pembelajaran yang sederhana dan aplikatif memberikan salah satu contoh materi terkait peningkatan kemampuan siswa khususnya dalam hal berbicara (speaking) agar meningkat. Menurut Muhammad Imron, selaku direktur Manggala menyampaikan bahwa pembelajaran speaking dalam bahasa Inggris sebagai langkah pertama hendaknya lebih mengutamakan praktik daripada hafalan semata. Kedua, peserta didik tidak hanya lebih ditekankan penguasaan grammar atau tata bahasa semata. Hal ini dapat berdampak pada ketakutan siswa untuk mengungkapkan kata atau kalimat dalam bahasa Inggris. Jika siswa lebih ditekankan untuk belajar tentang grammar, mereka akan takut atau tidak ada keberanian untuk berbicara karena ada grammar yang salah atau kurang benar. Ketiga, Keengganan siswa untuk berbicara dalam bahasa Inggris karena disebabkan oleh beberapa faktor yang terangkum dalam paradigma siswa seperti selalu berpikir negatif, sering merasa bosan, tidak ada ide, mudah malu dan sering di-bully jika berbuat kesalahan, dan kurangnya budaya membaca dan menulis. Tentu saja, hal ini merupakan tugas guru menangani dan mencari solusi permasalahan tersebut agar kedepannya tidak terjadi lagi.

Di akhir acara diskusi tentang pembelajaran bahasa Inggris, ketua komunitas memberikan kenang-kenangan berupa buku yang berisi tentang beberapa contoh permainan dalam bahasa Inggris kepada Direktur Manggala Training Center Pare Kediri sebagai ungkapan terima kasih atas sharing atau berbagi ilmunya kepada anggota komunitas.

Setelah menikmati pembelajaran bagaimana cara mengelola kelas dan mengimplementasikan praktik baiknya, peserta MGMP melanjutkan perjalanan ke alun-alun kota Batu Malang untuk menikmati suasana sore dan malam hari sambil berwisata dan berbelanja.

Semoga kegiatan ini bisa memberikan dampak positif bagi para guru MGMP khususnya dalam pembelajaran speaking bahasa Inggris dan membuat siswa tidak malu untuk mengungkapkannya. Terima kasih kepada seluruh teman-teman yang sudah mendukung acara ini.