17 Januari 2022 adalah hari dimana aku melahirkan putri ke dua ku. Fayra Dzikra Mustafa adalah nama yang ku berikan kepada putri kedua ku yang mempunyai arti perempuan yang cantik yang selalu berdzikir dan mengingat Allah SWT.

Karena nama adalah sebuah doa, maka ku berikan nama terbaik untuk putri kedua ku. Dengan berharap suatu saat dia bisa menjadi anak yang terbaik akhlaq, ilmunya serta selalu mengingat dan berdzikir kepada sang Pencipta_Nya.

Sebelum hamil Fayra, aku pernah hamil anak kedua yang kemudian saat usia kandungan memasuki usia 4 bulan, aku kehilangan bayi di dalam janin ku. Aku tidak pernah kecewa saat kehilangan bayi ku. Karena Dia, sang Pencipta lebih sayang kepada anak ku, dan aku yakin pasti ada rencana_Nya yang lebih indah. Dan benar saja, setelah dua bulan dari kejadian itu, Allah memberikan ganti yang jauh lebih indah. Aku masih dipercaya untuk bisa hamil lagi dan merawat anak ku dengan baik.

Saat masa kehamilannya, ada banyak drama yang ku lalui. Awal kehamilan, aku merasa seperti orang yang tidak hamil. Tidak merasakan yang namanya mual-mual, ngidam ini dan itu. Semuanya tampak normal. Masuk usia kandungan 6 bulan, kaki dan beberapa anggota badan mulai terasa bengkak. Tapi setelah paginya sudah normal kembali, tidak bengkak lagi. Dan itu terjadi dari siang hari hingga malam. Setelah keesokan paginya, semua tampak baik-baik saja.

Itu selalu seperti itu hingga usia kandungan masuk 8 bulan. Dan setelah usia kandungan 8 bulan itu lah bengkak itu tidak pernah kembali seperti semula. Kaki dan hampir semua anggota badan ku bengkak, hingga setiap akan melakukan salat harus duduk diatas kursi. Sudah tidak bisa lagi duduk di bawah dengan menekuk kaki dan lutut. Mulai kesulitan berjalan, telapak tangan juga sudah tidak bisa menggenggam.

Hampir setiap hari, seluruh badan terasa panas. Yang biasanya tidak pernah suka kipas angin, saat hamil ini setiap hari sepulang sekolah, pasti selalu mandi dan berdiam di dalam kamar dengan ditemani kipas angin hingga malam hari. Itu setiap hari ku lakukan agar badan tetap dingin.

Setiap drama itu ku nikmati dengan senang. Karena moment itu tidak akan pernah terjadi lagi dengan cerita yang sama.

Saat akan melahirkan putri kedua ku, aku harus menghindar dari putra sulung ku. Karena proses persalinan yang ku jalani adalah sesar di rumah sakit Larasati. Karena jika dia tahu, pasti dia nangis dan ingin ikut. Saat itu, Fikar ditemani bapak, aku pun berjalan perlahan agar tidak ketahuan saat berangkat.

Sesampainya di rumah sakit, persiapan operasi mulai ku ikuti setiap prosesnya. Mulai dari pemeriksaan awal, dipasangnya beberapa alat hingga aku benar-benar untuk melakukan operasi.

Jam 22.30 WIB aku mulai dijemput oleh perawat dari kamar untuk menuju kamar operasi. Tepatnya jam 22.45 WIB, proses operasi itu mulai dilakukan. Dan alhamdulillah, tepatnya jam 22.56 WIB putri kedua ku sudah lahir dengan selamat, sehat lengkap dan sempurna, tanpa kekurangan apapun.

Bersyukur tak terhingga ku ucapkan, masih bisa dipercaya untuk bisa memiliki keturunan yang begitu sempurnanya maasyaAllah.

Berharap, suatu saat anak-anak ku akan menjadi sosok yang membanggakan dan bermanfaat bagi banyak orang, menjadi anak-anak yang berakhlaqul karimah. Aamiin. Doa terbaik untuk anak-anak ku. Terimkasih sudah hadir, memberi warna terindah dan menemani di hidup ku dan keluarga kecil ini.