Kuntar susanto

Wiraswasta di Nagari Koto Gadang Kecamatan Koto Besar Kabupaten Dharmasraya...

Selengkapnya
Navigasi Web
Aku Bagaikan Raja dan Ratunya

Aku Bagaikan Raja dan Ratunya

Aku tak pernah menyangka tentang siapa jodohku. Aku mengenalnya pada tingkat awal tidak lah lama. Hanya tiga bulan. Sebulan kemudian setelah ia menerima rasa cinta yang ku ungkapkan di warung Bakso Simpang Cinta. Aku langsung melamarnya bersama keluargaku.

Ia dan keluarganya menerima lamaranku. Kedua pihak keluarga pun langsung menentukan hari pernikahannya. Mereka berpendapat bahwa melakukan hal baik untuk apa dibuat lama. Percepat saja.

Dua bulan. Ya, dua bulan lagi aku dan dia akan dinikahkan. Kedua keluarga sepakat untuk menikahkan aku dan dia dengan cara sederhana saja.

Pernikahanku dilaksanakan di rumah orang tua istriku. Tiada pelaminan. Tak ada arak - arakan penganten. Apalagi iringan musik tambur.

Benar - benar sederhana. Keluarga hanya mengundang tetangga sekitar rumah pada malam sebelumnya. Berdoa bersama untuk kelancaran akad nikah esok harinya.

Namun, ada kejadian yang membahagiakan. Terjadi tanpa rencana. Waktu itu, empat bulan setelah aku menikahinya. Bulan Agustus tepatnya. Pada hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Panitia HUT KEMRI mengundang masyarakat untuk ikut berpawai. Supaya pawai meriah, masyarakat diminta untuk membuat dan menggunakan atribut sesuai selera masing - masing.

Aku juga ingin berpartisipasi dalam acara itu. Maka aku hias becak motorku. Aku buat menjadi sebuah kereta kencana. Aku panggil perias pengantin untuk mendandani aku dan istriku. Ku pilih pasangan baju raja dan ratu agar serasi dengan hiasan becak motorku.

Saat ku naiki kereta kencanaku. Aku merasa biasa saja. Tapi ketika sudah berada di jalan raya menuju lokasi pawai. Aku merasa cetar membahana. Ratusan pasang mata tertuju padaku dan istriku. Mereka bersorak kagum. Melambaikan tangan menyapa. Waaah keren sekali pasangan ratu dan raja serta kereta kencanya.

Saat parkir, orang - orang ramai menghampiri. Mengajak salaman dan mengucapkan selamat. Aku balas sambil tersenyum lebar. Mereka selfi mengambil foto dari berbagai sisi. Hari itu, aku merasa seperti pasangan selebriti.

Banyak yang mengatakan bahwa inilah pesta pernikahanku yang sesungguhnya. Aku di arak keliling desa dengan alunan musik dua group kesenian. Disaksikan ribuan orang. Waaah luar biasa!

Aku dan kereta kencanaku menjadi tranding topik selama sepekan. Dibicarakan orang satu desa. Di mana saja terutama oleh orang yang mengetahuinya. Mungkin mereka yang menyaksikannya juga tidak akan pernah lupa.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Barakallah..cetarrr membahana

14 Mar
Balas

aku salah satu penontonmu yg takjub dg peristiwa bersejarah itu

14 Mar
Balas

Hihihi..

14 Mar

Cetar membahananya mantap pak. He he he..

14 Mar
Balas

Heheheh

14 Mar

Duaaaar...... Makasih laaah Bu Mentor hehhe

14 Mar
Balas



search

New Post