Kusmiyati

Guru Bahasa Inggris SMP NEGERI 1 Banyubiru...

Selengkapnya
Navigasi Web

Mimpi Ketemu Bapak

#TantanganGurusiana

Menulis Hari ke-26

**Mimpi Ketemu Bapak**

Sudah lama aku tidak bermimpi ketemu Bapak setelah beliau meninggal tahun 2002. Tapi dua hari lalu tiba-tiba aku bermimpi ketemu beliau. Memang sih Bapak tidak bicara apa-apa namun mimpi itu membuatku jadi ingat hari ketika Bapak meninggal.

Waktu itu setelah lebih dari 30 hari dalam kondisi tidak sadar di Rumah Sakit akhirnya Bapak meninggal. Bahkan sampai meninggalpun penyakit sesungguhnya belum diketahui. Pada hari Senin sebelum meninggal, pihak Rumah Sakit sudah mengambil sampel darah untuk diperiksa di laboratorium. Sesuai jadwal, seharusnya hari Rabu hasil laboratorium bisa diketahui. Namun taqdir berkata lain. Hari Selasa sebelum aku mengambil hasil lab Bapak sudah dijemput malaikat maut. Dan aku sudah tidak peduli dengan hasil lab itu.

Selasa sore jenazah baru bisa dibawa pulang setelah menunggu administrasi di kamar jenazah. Aku dan Ibu menunggu di kamar jenazah hingga diperbolehkan pulang bersama mobil jenazah. Adik dan kakak-kakakku yang menyiapkan semua keperluan di rumah. Saudara Bapak tinggal satu yaitu Lek Giman. Lek Giman tanpa ditelpon ternyata sudah punya firasat. Beliau siang itu datang ke Rumah Sakit dengan inisiatif sendiri.

Sesampainya jenazah di rumah, tetangga dan saudara sudah berkumpul. Pak Modin yang bertugas memandikan dan mengkafani juga sudah datang. Peralatan untuk memandikan dan kain kafan juga sudah ada. Namun satu yang belum siap yaitu penggali makam.

Hingga malam penggali makam belum tiba juga. Akhirnya diputuskan jenazah dimakamkan esok pagi sekalian menunggu Kakakku yang dari Jawa Timur. Malam itu jenazah menginap di rumah. Para tetangga dan saudara yang rumahnya dekat berpamitan untuk pulang dulu karena besok paginya masih harus membantu dalam pemakaman. Hingga yang tersisa menginap Cuma Lek Giman dan istrinya. Jenazah yang ada di ruang tamu dijaga oleh Lek Giman dan kakak laki-lakiku. Sedangkan semua saudara perempuan tidur di dalam. Aku sendiri tidur di kamar Bapak karena kamarku dipakai saudara lain.

Pada awalnya aku tidak begitu peduli dengan cerita-cerita horor dari tetangga dan saudara tentang adanya jenazah. Sebelu masuk kamar Bapak, aku melongok ke ruang atamu dan teras. Sudah sepi. Semua sudah tidur. Lalu aku masuk kamar Bapak dan tidur sendiri karena yang lain tak mau aku ajak tidur di kamar itu. Dasar penakut, batinku.

Aku tertidur pulas malam itu hingga tiba-tiba lewat tengah malam aku mendengar langkah kaki menuju ke kamar mandi. Aku menengok jam, masih jam 2 dini hari. Siapa yang sudah bangun? Ah mungkin mau buang air. Lalu kudengar suara gemericik air seperti orang berwudu. Oh mau tahajud, begitu pikirku. Setelah beberapa menit suara air di kamar mandi berhenti, aku bangun mau ke kamar mandi juga. Aku keluar kamar. Kutengok ke ruang tamu dimana jenazah Bapak dibaringkan di situ. Kulihat semua masih pulas tertidur. Pintu depan juga masih tertutup. Lalu aku menengok 2 kamar yang lain, masih tidur semua juga. Tak ada yang sedang sholat juga. Aku menghentikan langkahku, rasa heran muncul di pikiranku. Siapa yang tadi ke kamar mandi? Aku lalu bergegas ke dapur, tak ada siapapun juga. Kok aneh ya? Semua orang sedang tertidur pulas, lalu siapa tadi yang berwudhu? Karena saat itu aku sedang datang bulan aku memutuskan tidur lagi menunggu pagi. Meski dalam hati masih bertanya-tanya siapa yang ke kamar mandi tadi tapi aku berusaha memejamkan mata lagi.

Adzan subuh berkumandang, seisi rumah bangun segera. Aku segera menginterogasi semua yang ada. “Siapa yang tadi jam 2 ke kamar mandi ya”, begitu semua kutanya. Tapi tak seorangpun menjawab ‘aku’, itu artinya semua yang di dalam rumah tak bangun jam 2 dini hari tadi. Aku tidak menceritakan peristiwa itu kepada siapapun. Aku juga tidak merasa takut. Aku hanya husnudzon saja mungkin itu adalah qarun atau jin pendamping manusia. Bisa jadi qarun Bapak melakukan apa yang biasa Bapak lakukan setiap hari. Memang setiap hari yang pertama bangun dan ke kamar mandi adalah Bapak, lalu aku. Masya Allah, hanya itu yang bisa kuucap saat sadar bahwa bisa jadi perkiraanku itu benar.

Beberapa hari setelah pemakaman, aku bermimpi didatangi Bapak. Saat itu beliau berpesan agar aku merawat bajunya. Dan aku memaknai baju yang dimaksud Bapak adalah istrinya, ibuku. Itu kusampaikan pada saudar-saudaraku. Dan baju-baju Bapak yang ada di lemari juga kurapikan, kupilih yang baru dan yang masih bagus lalu kuberikan pada yang membutuhkan. Kira-kira sebulann setelahnya aku kembali bermimpi bertemu Bapak. Beliau melambaikan tangan dan tersenyum seolah-olah berpamitan. Sejak mimpi terakhir itu aku tidak bermimpi ketemu beliau lagi dan baru 2 hari yang lalu bermimpi beliau lagi. Semoga Bapak husnul khatimah dan mendapat tempat terbaik disisi Alloh. Hanya doa yang bisa aku kirimkan untuk beliau.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Aamiin. Semoga orang tua kita dan kita mendapatkan husnul khotimah, Bu. Aamiin.

10 Feb
Balas

Aamiin, terimakasih, Bu sudah membaca tulisan saya

10 Feb

Barakallah,,,

09 Feb
Balas

Aamiin, terimakasih, Bu

10 Feb

Selalu didoakan ya Ibu alm Bapaknya. Insya Allah doa anak yg Sholeh makbul. Dan bapak ibu ditempatkan di Syorga Nya. Amin

09 Feb
Balas

Aamiin, terimakasih untuk atensinya, Ibu.

10 Feb

Aamiin...

10 Feb
Balas



search

New Post