Corak kepemimpinan seseorang tentu memiliki perbedaan satu sama lain. Sehingga akan sangat berpengaruh pada gerak perbaikan. Tidak terkecuali perbaikan sepak bola Indonesia. Posisi PSSI dan ketua umumnya tentu sangat penting dalam mewujudkan olahraga si kulit bundar ke level lebih tinggi, dan bahkan diperhitungkan di tingkat Asia.

Kepemimpinan wasit tentu sangat berpengaruh bagi perjalanan pertandingan sepak bola. Sehingga pemutus perkara tersebut harus netral dan profesional dalam mengambil keputusan. Hal ini berbanding terbalik dengan wasit sepak bola di negeri tercinta ini yang sering kali mendapat catatan negatif.

Bahkan kali ini juga menjadi sorotan di pertandingan Liga 1 musim 2023-2024. Bahkan klub-klub besar beramai-ramai melayangkan protes atas kinerja wasit yang dinilai hanya menguntungkan sebelah pihak. Pada titik inilah kepemimpinan Erick Thohir sebagai ketua PSSI menjadi sangat penting dalam mencari solusi dan menata kembali perwasitan sepak bola dalam negeri.

Peran Penting Komite Wasit

Komite wasit memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan sepak bola suatu negara, tidak terkecuali ndonesia. Kualitas wasit yang baik adalah aspek krusial untuk menjaga integritas, fair play, dan pertandingan yang adil. Dengan memastikan bahwa wasit-wasit Indonesia memiliki kualitas yang tinggi, kita dapat meningkatkan profesionalisme dan kredibilitas sepak bola Indonesia secara keseluruhan.

Erick Thohir yang sudah malang melintang di dunia sepak bola, tentu akan membawa pengalaman dan pengetahuan yang berharga tentang dunia sepak bola ke perannya sebagai pemimpin komite wasit. Keahliannya dalam membangun dan memimpin organisasi yang sukses dapat membantu mengidentifikasi kelemahan dan peluang perbaikan dalam sistem wasit Indonesia.

Selain itu, keterlibatan langsung Erick Thohir juga dapat memberikan dorongan moral dan motivasi kepada wasit-wasit Indonesia. Mereka akan merasa didukung dan diakui dalam usaha mereka untuk meningkatkan kualitas mereka. Ini dapat mendorong mereka untuk terus belajar, berlatih, dan tumbuh sebagai wasit yang lebih baik.

Sebagaimana kita tahu, kemajuan sepak bola itu didorong oleh kompetisi dalam negeri yang berkualitas. Yakni dengan diimbangi oleh wasit yang berkualitas pula. Sehingga keduanya seolah berkelindan satu sama lain, seperti sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Dengan kata lain, persoalan yang disinggung di atas perlu segera dicari jalan keluarnya.

Namun, penting untuk mencatat bahwa perbaikan dalam sistem wasit tidak dapat dilakukan hanya oleh satu orang. Erick Thohir perlu bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan sepak bola Indonesia, termasuk federasi sepak bola, klub-klub, dan asosiasi wasit, Kepolisian untuk mencapai perubahan yang signifikan. Kolaborasi yang baik dan komunikasi yang efektif antara semua pihak terlibat akan menjadi kunci keberhasilan.