#Tantangan Hari Ke_82#

Hidup ini keras bro, yang terlihat baik belum tentu baik, yang terlihat jahat belum tentu jahat. Penome yang tidak asing lagi bagi para pendatang di ibu kota. Yaaah Jakarta, dengan segala aktivitas, berbagai komunitas,juga dengan segala bentuk kesenangan dan kekerasan. Bagi masyarakat di ibu kota Negara ini, tidak ada yang aneh. Terkadang kekerasan merupakan aktivitas keseharian, walaupun tidak semuanya seperti itu namun dapat dibilang sebagian besarnya.

Sore hari, sengaja saya jalan-jalan disepanjang jalan Ahmad Dahlan, ramainya kendaraan yang lalu lalang sudah menjadi pemandangan yang biasa. Di perempatan jalan tak sengaja saya melihat seorang lelaki paruh baya dengan langkah kaki tertatih menyusuri jalan Ahmad Dahlan. Sebuah gerobak dengan muatan beberapa botol plastik, kardus bekas menjadi tentengannya. Hari semakin sore, dia berhenti dipesimpangan, terlihat dia hanya berdiri, tak tau harus melangkah ke mana. Banyak yang lalu lalang tak peduli dengan keberadaannya.

Trotoar jalan menjadi tumpuan untuk duduk sejenak, dengan hati-hati saya hampiri lelaki paruh baya itu, ditanganku hanya ada selembar uang Rp 20.000., dengan tidak mengurangi rasa hormat, saya duduk disebelahnya, dengan pelan saya berkata, “ini buat bapak beli minum”, kudekatkan tanganku ke arahnya, berharap tak seorangpun melihat, “terima kasih neng”, sahutnya pelan. Dengan tersenyum saya segerah pergi, walaupun menurut orang lain hal itu biasa saja, namun untuk saya itu luar biasa. Bukan tentang lelaki paruh baya itu, namun tentang kerasnya hidup yang mau tidak mau, harus dijalani sendiri.

Jakarta, 1 September 2020

Laila Heluth

Tantangan menulis hari ke_82