Gandrung

Semenjak Dewi lolos tes perangkat desa, Dewi sering lembur hingga larut malam. Malam hari pun ia gunakan untuk lembur. Jiwa tanggungjawab serta disipilin tinggi, membuat tugasnya selesai tepat waktu. Malam Minggu bukan acara untuk week end bersama sang pujaan melainkan bergumul dengan tumpukan kertas yang harus segera dilahap habis. Bersama dengan staf kesejahteraan,Bu Santi, Dewi menyelesaikan tugas lembar demi lembar.

Dengan kesibukan yang menguras penat. Dewi tidak menyadari ada sepasang mata yang mengamatinya. Mata elangnya tidak lepas untuk membidik sang pujaan hati.Sekitar jam 11 malam, pekerjaan Dewi maupun Bu Santi selesai. Bu Santi yang dari awal mencurigai sosok pengintai diluar. Bu Santi ingin menemani Dewi pulang namun di tolaknya. Dewi pun sendirian begitu juga Bu Santi. Dengan jalur yang berbeda arah. Dewi menarik gas sekuat tenaga. Motor bebek hitam yang dikendarai Dewi melaju kencang. Pemuda yang mengintai sejak tadi pun membuntuti dibelakang.

Setiba di rumah, Dewi langsung menutup pintu,ingin segera mengunci pintu. Namun pintu terganjal sesuatu, Dewi pun membetulkan pintu dengan membukanya terlebih dahulu. Ketika pintu terbuka, mata Dewi tertuju pada bayangan seseorang yang tepat berdiri didepan pagar depan rumah. Hati Dewi berdebaran, tangan gemetaran hingga tangan berkeringat dingin. Mata langsung tertuju pada sosok bayangan itu. Angga, pemuda depresi yang terobsesi Dewi. Dewi segera menutup pintu rapat-rapat.

Ponorogo, 31072020. 22.31