Lailatul Nurdian

Kelahiran asli kota Reog. Ponorogo. Cintanya pada dunia pendidikan berkat Ibunda tercinta. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Warisan Ibu Part 2 - end
Pinterest

Warisan Ibu Part 2 - end

Sore itu di lincak emper di belakang rumah. Lala dan ibunya bersenda gurau sambil membungkus adonan kedelai yang telah siap dibungkus. 

 

"Nduk, musim kemarau daun pisang mulai pecah-pecah terkena angin. Besuk pagi, ba'da sholat Shubuh setelah ngaji. Ambil dan kumpulka  kleyang  dibawah pohon jati." suara kalem bu Salamah memberi amanat pada Lala.

 

"Kleyang itu apa buk?" tanya Lala penuh selidik.

 

"Kleyang itu daun jati yang berguguran. Daun jati yang basah berwarna hijau sedangkan kleyang itu berwarna Kuning bahkan kadang coklat. Kalau disiram dengan air akan melemas bisa digunakan untuk bungkus tempe yamg terluar,nduk." Penjelasan ibu Salamah begitu detail dan Lala tak henti untuk bertanya-tanya lagi. 

 

"Kenapa tidak ambil yang masih berwarna hijau,buk. Kan lebih enak, masih lunak untuk dipakai bungkus tempe." Rasa penasaran Lala yang selalu ada.

 

"Eman-eman daun kleyang kalau tidak dimanfaatkan. Lebih baik memanfaatkan yang bisa dimanfaatkan,nduk. Daripada menjadi sampah. Pohon jati pun juga tinggi,kalau mengambilnya juga kesulitan."

 

"Nduk, ibu itu seorang pedagang  

 

"Oh, ngoten geh buk"  tanda Lala memahami penjelasan ibunya.

 

"Iya. Mbah Romli pun adzan Ashar,nduk. Ayo lekas sholat" 

 

Adonana tempe pun selesai di bungkusi. Esok hari, bu Salamah akan berjalan kaki menyusuri jalan untuk menjualnya. 

 

***

 

Tugas Lala dipagi hari untuk memungut daun yang telah gugur pun ia laksanakan. Dengan tubuh kecil menjulang tinggi, Lala dengan sigap mampu mengumpulkan kleyang hingga 2 tumpukkan besar. 

 

Setelah itu Lala mandi bersiap untuk sekolah. Ibu Salamah yang berjibaku didapur menyiapkan sarapan. Menu tempe goreng dan sambal bawang tersaji dimeja makan. Sambal bawang adalah sambal favorit ayah Lala. 

Menu sederhana itu selalu tersaji dimeja makan keluarga Kecil itu. Roman bahagia nan damai terasa hingga tetangga sekitar. Meskipun. Terhimpit ekonomi,ayah ibu Lala tidak pernah berselisih paham. 

Lala bergegas berangkat sekolah setelah sarapan. Lala penuh semangat belajar di sekolah maupun dirumah. Prestasi ia torehkan disetiap akhir semester. Lala selalu berpedoman pada nasehat ibunya. Meskipun ibu seorang pedagang tempe, Lala harus menjadi seorang guru. Bagi ibu, guru itu pekerjaan paling mulia. Ibu Lala bangga jika Lala menjadi seorang guru. 

"Nduk, ibu tidak bisa mewariskan banyak harta untukmu. Ibu hanya bisa mewarisimu ilmu berempati, ringan tangan, tepo sliro. 

Ibu Salamah hanya bisa mewariskan bekal ilmu sebagai pedoman Lala mengejar cita.

 

 

Ponorogo, 28 Juli 2020. 20.51

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post