Lailatul Qodriah

Guru Sekolah Dasar yang mencintai hujan dan senja. ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Dilema

"Minta cerai dari dia, raih kebebasanmu!"

Suara Ari, sahabatku mengusik lamunan.

"Aku tak punya alasan yang tepat untuk bercerai darinya, Ri."

Ari segera memeluk, menepuk punggungku dengan lembut.

"Inu, lebam di tubuhmu adalah alasan kuat untuk meminta cerai darinya."

Kugelengkan kepala kuat-kuat.

"Dia melakukan karena aku lalai menyiapkan bajunya untuk dia pakai ke kantor, lagi pula dia telah meminta maaf, Ari."

Ari menatapku dengan gemas.

"Dan ini bukan yang pertama Inu. Sering dia menyakiti tubuhmu hingga babak belur. Lalu masih kau anggap tidak apa- apa? Engkau bisa mati di tangan suamimu!"

Ari berkata setengah berteriak. Aku menangis sedih.

"Apa yang menyebabkan engkau tak bisa bercerai dari Dimas, Inu? Cintakah? Atau kau memang manusia tanpa rasa?"

Bertubi-tubi Ariyani, sahabatku sejak SMP memojokanku.

"Aku mandul, Ari. Aku tak punya orang tua. Aku tak bekerja. Jika aku bercerai dengan Dimas, adakah orang yang mau menerimaku? yang tak akan bisa memberi keturunan dan akan membebani seumur hidup. Aku bukan tidak bisa bekerja, Ari, tapi dengan mata yang low vision, adakah perusahaan yang menerimaku bekerja?"

Ari memelukku sambil menangis. Tubuhnya sampai terguncang.

"Aku tahu semua itu, tapi layakkah Dimas menyakitimu? bukankah dulu ayahmu yang membuat dia menjadi sarjana dan merekomendasikan namanya ke perusahaan besar sehingga ia dapat bekerja pada tempat yang baik sekarang? Bukankah dia tahu bahwa kamu tidak akan pernah punya anak karena kemandulanmu? Dia tahu kamu low vision dari dulu sewaktu kita sama-sama sekolah. Dia teman sekelas kita. Lalu setelah tahu semua, wajarkah dia menyakitimu, Inu?"

Kami menangis berpelukan. Aku menangisi nasibku. Sedang Ari mungkin menangisi sikap Dimas terhadapku. Entah ....

Tamsel di ujung September 2019

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wah, jadi terharu dan gregetan. Sukses selalu dan barakallahu fiik

29 Sep
Balas

Iya bu. Terkadang perempuan berada kelemahan seperti itu.

01 Oct



search

New Post