Lailatul Qodriah

Guru Sekolah Dasar yang mencintai hujan dan senja. ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Seandainya

"Aku memahamimu."

Bara menatap Kasih sekilas. Tersenyum lalu kembali menatap note booknya.

"Aku ingin ...."

Kasih terbata berkata.

"Liburan, kan? Pergilah dengan Cinta. Dia pasti suka."

Bara memotong ucapan Kasih. Kasih terpekur. Diam tanpa kata.

"Aku sibuk, Kasih. Sebenarnya aku ingin berlibur bersamamu dan anak kita, Cinta. Tapi aku sungguh tak bisa."

Bara merengkuh bahu Kasih, lembut. Meminta pengertian pada perempuan yang telah dinikahinya selama dua belas tahun.

"Mas, aku ingin bersamamu dan Cinta, sekali saja. Aku tak tahu, mungkin saja perjalanan ini yang akan engkau ingat seumur hidupmu, Mas."

Kasih menitikkan air mata. Selama pernikahan, satu-satunya perjalanan bersama mereka adalah ketika mereka pergi ke Bali. Itupun adalah acara kantor yang mengharuskan keluarga ikut serta dalam Family Gathering. Setelahnya, Bara membiarkan Kasih menikmati liburan ataupun acara lainnya hanya dengan Cinta, putri semata wayang mereka.

Kesibukan yang luar biasa membuat Bara lupa segalanya selain kerja dan kerja.

Kasih memalingkan wajah dari hadapan Bara, dia mulai terisak. Entah mengapa kali ini dia merasa sedih luar biasa atas penolakan suami yang begitu ia cintai. Bara cuma menghela napas. Berat. Meninggalkan deadline menjelang akhir tahun itu sama saja bunuh diri. Bara tak mau karirnya terguncang hanya untuk sebiah liburan.

Senja dingin memagut tubuh Bara. Dingin hingga menusuk ke dalam tulang. Namun Bara seperti tak hendak beranjak dari gundukan tanah merah yang terhampar didepannya. Hatinya hancur lebur. Di dalam tanah merah itu terbaring pada liang lahat, jenazah dua orang yang amat dicintainya.

Kasih dan Cinta tewas dalam kecelakaan mobil travel yang disewa mereka. Mobil itu berjalan ugal-ugalan. Pada lembah yang menganga lebar, sang sopir tak dapat mengendalikan laju kendaraan. Mobil itu masuk dalam jurang tanpa seorangpun dapat terselamatkan.

Bara menyesali, seandainya saja dia yang membawa mereka berlibur dengan mobil yang dikemudikannya tentu saja semua tak akan terjadi.

Terngiang ucapan Kasih tentang perjalanan kali ini yang mungkin akan dikenang seumur hidupnya.

Penyesalan selalu datang terlambat.Tiba-tiba hatinya sunyi. Membayangkan hari-hari yang akan dijalaninya begitu sepi.

Tamsel, kala senja.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

cerita bu Laila, selalu membuat mata ini basah....

10 Oct
Balas

Duuuh. Nuhun atas apresiasinya ya bu

13 Oct

Keren deh pokoknya mah...

10 Oct
Balas

Nuhun bu eka sudah mampir dan terimakasih atas apresiasinya

13 Oct



search

New Post