Baru saja aku ikut tarawih di musala belakang rumah. Lima hari ini tak seperti tahun-tahun sebelum pandemi Covid-19. Jamaah sampai menggelar tikar di samping musala karena saking banyaknya jamaah. Wira-wiri dan celoteh bocah-bocah yang salat menjadi sebuah peristiwa yang kini tak dijumpai lagi. Shaf laki-laki tak penuh seperti tahun-tahun lalu

Shaf perempuan pun tinggal 4 shaf

Fenomena apa ini? Apa karena dunia makin tua sehingga banyak yang berpaling dariNya? Ah, prasangka baik sajalah. Mungkin jamaah pindah ke masjid musala lain, di rumah, atau ada keperluan lain.

Musala kami adalah musala yang luarbiasa menurutku. Bila salat subuh, terkadang memakai qunut, lain waktu bisa tidak. Ini tergantung imamnya. Kami hidup rukun dan damai. Aku pun merasa nyaman bila salat di sana.

Ketika kami salat, tiba-tiba ada tangisan bayi. Setelah salam, mata tertuju pada sumber suara itu. Aku pun terkejut karena bayi itu cucu tetangga, usia 3 bulan.

Setelah salat, jamaah perempuan berkerumun, memberi ucapan selamat dan menyalami tetangga itu.

Akupun melakukan hal yang sama.

"Selamat ya, Bu. Saya kok tidak tahu kalau jenengan punya cucu. Sudah berusia 3 bulan, lagi. Waduh, tetangga macam apa pula ini. Maklum, jarak rumah kita lima belas kilometer," kelakarku.

"Hehe, tak apa-apa, Bu. Anak saya tidak tinggal di sini jadi maklum jenengan tidak tahu, hehe" jawab tetangga itu sambil tertawa.

Tetangga macam apa pula ini," celetuk tetangga lain.

Kami pun tertawa bersama

Gresik, 16 Maret 2024