tantangan(7) MAMAKU SEORANG GURU
Tiap hari, Mama selalu menjemputku usai sekolah. Aku pulang pukul 15.30 kecuali hari Jumat. Pada hari Jumat, aku pulang pukul 12.30 setelah teman-teman laki-laki usai sholat Jumat. Aku dan teman-teman perempuan juga sholat, namun sholat dhuhur di kelas. Tiap Jumat kami bergilir untuk memberikan kultum sebelum melaksanakan sholat.
Papa dan Mama sengaja memasukkanku ke sekolah yang pulangnya sampai sore. Papa dan Mama sama-sama bekerja. Papa bekerja di luar kota dan Mama adalah seorang guru.
Aku bingung dengan kegiatan Mama. Mama berangkat sebelum aku berangkat. Katanya, Mama akan mengecek sekolah sebelum siswa-siswinya datang. Aku diantar Papa karena Papa ke kantor pukul 07.30.
Hari Jumat pun masih ada kegiatan di sekolah Mama. Mama menjadi pembina ekstrakurikuler karya tulis remaja. Setelah mengantarku pulang, Mama harus balik lagi ke sekolah untuk mengajar siswanya. Terkadang, Mama sudah menunggu siswanya di kelas, namun tidak ada satu pun siswanya yang datang.
“Mama jangan terlalu baik. Masa nggak ada yang datang, Mama masih tetap menunggu,” kataku ketika aku ikut ke sekolah Mama saat mengajar karya tulis.
“Wah, tidak apa-apa. Saya maklum karena mereka akan ujian Senin depan,” jawab Mama santai.
Sambil menunggui siswanya, Mama menyapu kelas yang kelihatan kotor, menyiram bunga yang terlihat layu. Atau mengelilingi sekolah, mengecek toilet yang mungkin krannya belum dimatikan.
Pulang sekolah, Mama masih mengajar mengaji di Taman Pendidikan Al Quran di mushola dekat rumah. Itu dilakukannya pada Senin sampai Sabtu kecuali hari Jumat dan Minggu. Mama mengajar ngaji anak-anak di kampung khusus anak-anak yang masih belum bisa mengaji, yakni mereka yang belum pandai membaca Al Quran. Mama membantu Ustadza Hanifah, yang kerepotan menghadapi siswanya yang tambah hari bertambah banyak. Di sela-sela mengaji, Mama juga bercerita tentang kisah-kisah Nabi dan Rosul atau dongeng binatang.
Pulang dari mengajar ngaji, Mama memanaskan sayur yang siap untuk makan malam. Karena di dekat rumah banyak orang menjual sayur dan lauk matang, terkadang mama membelinya dan di rumah menanak nasi saja.
Setelah sholat isya, Mama sering mengetik di depan laptopnya. Ada saja yang dilakukan. Entah menulis cerita, mengoreksi tugas siswa, dan lain-lain. Bahkan sampai pukul 22.00 untuk menyelesaikan pekerjaannya. Terkadang Papa hanya menggelengkan kepala sambil membuatkan teh hangat untuk Mama karena melihat pekerjaan Mama tidak selesai-selesai.
Terkadang, Mama pulang sampai maghrib tiba. Kalau begini, aku tau kalau Mama melatih murid-muridnya untuk mengikuti lomba. Mama pun selalu menghubungi Ustadza Hanifah jika tidak bisa mengajar ngaji.
Aku juga jarang diajar oleh Mama. Pelajaran bahasa Indonesia khususnya ejaan menjadi kekuranganku. Mamapun tidak marah kalau ulangan bahasa Indonesiaku jelek. Untung ada papa yang siap mengajariku. Papa juga siap menggantikan pekerjaaan Mama seperti menyetrika dan mencuci baju. Kata Papa, keluarga adalah tempat masing-masing anggota keluarga saling membantu. Aku pun siap membantu Mama untuk mengambil baju di jemuran, mencuci piring, dan menyapu lantai.
Aku tidak mau seperti Mama. Terlalu sibuk dengan siswa-siswinya. Terlalu perhatian pada sekolahnya. Ketika pembagian raporpun, Mama tidak bisa ke sekolahku karena Mama wali kelas.
Banyak siswa Mama yang ingin menjadi seperti mama. Menjadi guru Bahasa Indonesia. Tetapi aku tidak. Aku tidak mau menjadi seperti Mama, menjadi seorang guru meskipun aku ingin seperti Mama yang selalu ceria dan sabar menghadapi siswanya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
waah,..anaknya kecewa pada mamanya..he..he..
Orang tua yang istimewa... anaknya juga istinewa.Salam Hormat
Cerpen yang mengisahkan kesibukan guru. Matur suwun.
Orang tua yang istimewa... anaknya juga istinewa.Salam Hormat
Orang tua yang istimewa... anaknya juga istinewa.Salam Hormat