Lailla NQ

Seorang pengajar di SD N 1 Kranji Purwokerto. Senang berteman dan belajar banyak hal. Sedang berproses mematangkan kemampuan menulis di gurusiana. Berbagi manfa...

Selengkapnya
Navigasi Web

Selalu Ada Pilihan yang Manis Hari ke-82

Matahari pagi ini cerah sekali, ya?. Dengan senyum seperti bidadari baru sarapan pagi, kubuka saja gorden jendela. Pintu rumahku yang catnya sudah mulai luntur, aku biarkan terbuka.

“Silahkan masuk, sinar matahariku….,” bisikku pada dunia.

“Aku merindukanmu!, apa kau tahu?,”

Allah sungguh sangat baik dengan segala limpahan kasihNya. Selalu saja ada keping bahagia yang berserak di mana saja. Meski luka belum tertutup sempurna, tapi senyum buah hatiku membuatku lupa akan sakitnya. Sakit apa, Bu?.Bukan sakit apa-apa. Biasa, 'kan, hidup pasti ada perihnya, ada juga sedapnya. Nikmati dan syukuri.

Menuju ruang belakang netrakupun membulat sempurna. Mendapati kedua anakku sudah sedang asyik dengan pekerjaan paginya, membantu ayah menguras kolam.

Ayah sudah masuk di kubangan berbentuk segi empat itu. Setengah tubuhnya basah. 'Pun sulungku, tampak sedikit gamang memindahkan ikan-ikan ke dalam dua ember besar berdiameter sekitar lima puluh centimeter. Adiknya sesekali tertawa geli. Tangannya memegangi ember yang sebenarnya tidak perlu dipegangi sama sekali.

"Yang dipegangi ikan-ikannya, Rafaaa, bukan embernya!," perintah kakaknya.

Semakin banyak ikan yang jatuh, tertawanya semakin lebar, padahal kakaknya serius panik. Hehe.

Tak jauh dari situ, anak bungsuku menderu-deru, ia sedang mengemudikan truck mainan miliknya. Truck tertahan banting di dunia. Maju mundur, berputar dan men-jumping. Wahhh, sudah seperti supir truck handal saja.

“Hati-hati rodanya lepas, Mas!,” kataku pada lelaki kecil itu.

“Siap, Mah!,” jawabnya lantang.

Ia sedang bertumbuh kembang dengan daya imajinasi tingkat tinggi. Semua jadi alat peraga, semua benda seolah bisa diajak bicara. Aaaahh, gemas jadinya.

Aku tergerak untuk merapat ke bawah sana. Ingin kuberi tahu kalau sarapan pagi ini sudah siap. Ada sayur lodeh, sambal terasi, tahu goreng, dan sisa kerupuk yang kemarin. Ini akan jadi pagi yang sempurna!, pekikku dalam hati.

“Kenapa, Mah?,” tanya anakku dari kejauhan.

“Tidak apa, teruskan saja dulu,” jawabku sedewasa itu.

Padahal dalam hatiku sebenarnya ngomong begini :

“Hentikan dulu, plis, berhenti!,”

(Belum selesai, Mahh,)

“Sudahlah. Kalian nurut dulu. Nanti dilanjutin lagi. Cepetann!"

(Aduh, Mah. Nanti sih, kenapaaaa,)

“Mamah lapar, sungguh ini serius!”

(Ya, sudah, Mamah makanlah dulu,)

Nggak!, nggak mau. Pokoknya harus makan bareng!,”

Nah. Bayangkan jika itu aku ucapkan. Terdengar cukup egois dan kurang enak didengar, 'kan?.

Terkadang harus memiliki stok sabar yang banyak. Juga ilmu menahan lapar tingkat tinggi. Aku juga harus pandai mempersepsikan diri dari sudut pandang suami dan anak anakku. Dalam hal apa?, dalam hal menerjemahkan sebuah kebahagiaan, rasa merdeka, dan hak untuk menjadi diri sendiri. Mengapa keterampilan itu penting? Agar tidak jadi ibu yang sedikit-sedikit marah jika keinginannya tidak dituruti.

Beda lagi jika, terbiasa makan sendiri-sendiri, atau memang sudah ingin sarapan seperti aku tadi, bilang saja,

"Mamah makan duluan, ya,"

atau,

" Nanti jika kalian sudah selesai, langsung saja sarapan, ya,"

Ini barangkali pilihan yang manis.

Kitanya jadi kenyang, merekapun tetap senang.

Selamat siang😊

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Jadi ikut lapar.

09 Jun
Balas

hehe, mari, pak..

09 Jun

hehe, mari, pak..

09 Jun

Siaaap ibu peri...

13 Jun
Balas



search

New Post