LAILY SYARIFAH

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
PENGELOLAAN SUMBER DAYA SEKOLAH KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.2. PGP
Gedung sekolah sebagai salah satu asset sumber daya

PENGELOLAAN SUMBER DAYA SEKOLAH KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.2. PGP

Dalam pembicaraan sehari-hari, kita tentu sering mendengar istilah ekosistem, dan sering mengaitkannya dengan materi pembelajaran IPA. Namun demikian, kita mungkin jarang memahami sekolah sebagai suatu ekosistem, sekalipun pada hakekatnya memanglah demikian.

Ekosistem bisa diartikan sebagai suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.(wikipedia)

Dalam ekosistem ada hubungan yang saling mempengaruhi antara unsur biotik (hidup) dengan abiotik (non makhluk hidup).

Faktor-faktor biotik yang ada dalam ekosistem sekolah di antaranya adalah murid, Kepala Sekolah, Guru, Staf/Tenaga Kependidikan, Pengawas Sekolah, Orang Tua, Masyarakat sekitar, Dinas terkait, Pemerintah Daerah, yayasan tempat sekolah bernaung dsb. Adapun faktor-faktor abiotik yang juga berperan aktif dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran di sekolah di antaranya adalah: keuangan, sarana dan prasarana serta lingkungan alam.

Sekolah juga merupakan suatu komunitas yang berarti bahwa sekolah merupakan kumpulan dari berbagai populasi yang terkumpul dalam satu lingkungan. Sebagaimana komunitas lainnya, segala potensi atau aset juga pasti terdapat dalam suatu sekolah. Modal atau aset yang seharusnya dapat dimanfaatkan oleh seorang pimpinan sekolah meliputi:

1. Modal manusia

Dalam hal ini, kegiatan yang dilakukan seorang pemimpin adalah menginventaris kemampuan dan kecakapan masing-nasing warga sekolah berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki yang bisa dimaksimalkan untuk mendukung peningkatan mutu sekolah serta menempatkan yang bersangkutan pada posisi yang sesuai.

2. Modal sosial

Yang dimaksudkan dengan modal sosial adalah norma dan aturan yang mengikat warga masyarakat yang ada di dalamnya dan mengatur pola perilaku warga, juga unsur kepercayaan (trust) dan jaringan (networking) antara unsur yang ada di dalam komunitas/masyarakat. Asosiasi, organisasi profesi termasuk di dalam modal sosial ini. Peran pemimpin dalam mengelola modal social ini adalah menjalin keterhubungan (networking) dengan berbagai asosiasi, organisasi dan komunitas lain dengan prinsip kolaboratif.

3. Modal politik berkaitan dengan kekuasaan dan kebijakan, kemampuan untuk mempengaruhi distribusi sumber daya di dalam unit yang dikelola. Peran pemimpin dalam hal ini adalah memampukan segenap kekuatan yang dimiliki untuk melakukan lobi dalam upaya melakukan kebijakan.

4. Modal agama dan budaya

Agama yang dianut masyarakat sekitar dan budaya yang mengakar di masyarakat merupakan factor yang bisa mempengaruhi mutu pendidikan. Keberadaan ritual keagamaan dan kebudayaan yang ada di masyarakat serta pola relasi yang tercipta di antaranya bisa dimanfaatkan sebagai peluang untuk menunjang pengembangan perencanaan dan kegiatan bersama.

5. Modal Fisik

Terdiri atas dua kelompok utama, yaitu: Bangunan yang bisa digunakan untuk kelas atau lokasi melakukan proses pembelajaran, laboratorium, pertemuan, ataupun pelatihan serta Infrastruktur atau sarana prasarana, mulai dari saluran pembuangan, sistem air, mesin, jalan, jalur komunikasi, sarana pendukung pembelajaran, alat transportasi, dan lain-lain. Peran pemimpin sekolah dalam hal ini adalah mengelola modal fisik tersebut agar dalam kondisi bisa dimanfaatkan secara optimal.

6. Modal lingkungan/alam

Modal lingkungan terdiri dari bumi, udara yang bersih, laut, taman, danau, sungai, tumbuhan, hewan, dan sebagainya yang bisa digunakan pemimpin sekolah untuk mendukung proses pembelajaran yang optimal.

7. Modal finansial

o Dukungan keuangan yang dimiliki oleh sebuah komunitas yang dapat digunakan untuk membiayai proses pembangunan dan kegiatan sebuah komunitas. termasuk pengetahuan tentang bagaimana menghasilkan uang dan membuat produk-produk yang bisa dijual, bagaimana menjalankan usaha kecil dan sebagainya.

Pengelolaan Sumber Daya Dalam Mewujudkan Proses Pembelajaran Yang Berkualitas

Banyak hal yang mendukung terwujudnya proses pembelajaran yang berkualitas. Faktor biotik, yakni murid, Kepala Sekolah, guru, staf/tenaga kependidikan, tentunya menjadi factor yang sangat penting dalam hal ini, namun tentu factor abiotic juga mempengaruhi tidak kalah besarnya. Seorang pemimpin harus mampu mengelola berbagai jenis modal atau asset yang dimiliki secara optimal sehingga dapat mendukung terciptanya proses pembelajaran yang maksimal.

Kaitan Dengan Modul Sebelumnya

Modul 3.2. ini tentu saja berkaitan dengan modul-modul sebelumnya, khususnya modul 3 yakni Pemimpin Pembelajaran dalam Pengembangan Sekolah. Jika dihubungkan dengan Modul 3.1. yakni Pengambilan Keputusan yang Berbasis Nilai Kebajikan seorang Pemimpin, maka modul 3.2 ini sangat erat kaitannya. Dalam mengelola asset atau sumber daya yang dimiliki, seorang pemimpin akan sering dihadapkan dengan berbagai dilema dalam mengambil keputusan. Sehingga sangat penting sekali memahami nilai-nilai kebajikan dalam pengambilan keputusan pengelolaan asset sekolah.

Jika dihubungkan dengan Modul 2 yakni Praktik Pembelajaran yang berpihak pada murid, maka modul 3.2. ini mengajarkan kepada kita bagaimana mengelola segala asset dengan tujuan utama yakni kepentingan murid-murid.

Dengan Modul 1 yakni Paradigma dan Visi Guru Penggerak, maka modul 3.2 akan menegaskan kembali kepentingan, peran dan visi guru penggerak serta bagaimana memanfaatkan asset sekolah untuk memungkinkan peran dan visi guru penggerak terwujud.

Pemikiran Baru yang Saya Peroleh

Setelah mempelajari modul ini, ada beberapa hal yang saya peroleh dan merubah cara pandang saya sebelumnya. Contohnya dalam pengelolaan sumber daya politik, selama ini pandangan saya bahwa factor politik itu tidak terlalu dominan, ternyata hal ini salah dan seorang pemimpin harus bisa melakukan kemampuan berpolitik sebagaimana seorang politikus sejati. Ia juga harus membuat kebijakan yang bisa memenuhi hajat hidup orang banyak di sekitarnya, inilah yang dimaksud dengan mengelola asset politik tersebut. Yang juga berubah dari diri saya adalah tumbuhnya pemahaman baru bahwa mengelola asset atau sumber daya itu hendaknya didasarkan dari berbagai analisis terlebih dahulu sehingga memiliki standar pelaksanaan yang baik. Dalam hal ini, menerapkan paradigma inkuiri apresiatif BAGJA akan sangat membantu.

).

).

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post