UJUNG HAYAT
#REMIDI
#96
---
Nada riuh terdengar makin sumbang
Berkabar nafas yang sering tergadaikan
Tentang pilu rasa yang menyesakkan
Sanak family bersama terkapar
Semua tiada daya
Masihkah kita abai dengan keadaan
Haruskah kita dalam antrian yang tergadaikan
Pegadaian adalah pilihan
Bukalah hati menanti dalam usaha menuju kebaikan
Hingga di penghujung hayat
Husnul khatimah menanti
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ini tentang kasus Covid yang melonjak lagi ya Bu. Tapi baris ke empat dari bawah, Pegadaian adalah pilihan itu maksudnya gimana. Karena lembaga pegadaian memang ada.
Terima kasih Bunda Mirdayanti atas kunjungan dan apresiasinya. "Haruskah kita dalam antrian yang tergadaikan, Pegadaian adalah pilihan". maksud saya korban covid yang terjadi karena kelengahan mereka atau bahkan tidak percaya dg keberadaannya. Nyawa mereka tergadaikan. dan itu sebuah pilihan mereka. Begitu Bunda. Mohon maaf dan terima kasih