LANTARI MUHINGGAR

Manusia Pembelajar Guru Matematika di SMPN 2 Bojongmangu Kabupaten Bekasi Jawa Barat. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Tak Nyaman Di Zona Nyaman, Mari Berinovasi Dengan Digitalisasi
https://dinkes.ntbprov.go.id/berita/pembelajaran-e-learning-sebagai-salah-satu-strategi-pembelajaran-di-era-digitalisasi/

Tak Nyaman Di Zona Nyaman, Mari Berinovasi Dengan Digitalisasi

Hari gini, guru masih gaptek?! Wah siap-siap deh, murid-muridnya boring selama KBM. Kalimat pecutan, yang pernah saya dengar saat pelatihan mengenai mode pembelajaran berbasis teknologi digital. Memang tak menampik, bahwa era saat ini booming sekali aplikasi-aplikasi penunjang pembelajaran. Hadirnya Artificial Intelligence, sangat-sangat memudahkan siapapun dalam menyelesaikan kebutuhannya. Termasuk dalam proses kegiatan belajar dan mengajar dengan adanya AI, guru menjadi sangat mudah dalam mengkreasikan ide dalam model pembelajaran. Semisal membuat materi ajar berbentuk power point interaktif atau lembar kerja siswa dalam hitungan detik tersajikan.

Benar adanya, apabila seorang guru yang berperan sebagai pion dalam membentuk peradaban manusia. Namun tak mau belajar secara terus menerus pasti akan tergerus oleh zaman. Siswa sekarang yang sangat melek terhadap teknologi, lantas bagaimana seorang guru harus mengimbanginya. Ya, tentunya guru juga tak boleh nyaman di zona nyaman, tak mengupgrade skill pengajaran. Mengajar dengan metode yang itu-itu melulu tanpa adanya inovasi tentunya akan sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Mau tak mau, suka tak suka guru harus segera berdampingan, bersahabat dengan teknologi. Kadang timbul stigma, lantas apakah mengajar dengan metode ceramah itu buruk? Owh tentu saja tidak, namun alangkah baiknya metode ceramah dikombinasikan dengan metode-metode pengajaran yang interaktif lainnya. Sehingga tak melulu guru yang aktif namun seluruh siswa juga berperan aktif di saat proses pembelajarannya.

Pengalaman saya sebagai seorang guru matematika di sebuah sekolah yang terletak di area pelosok. Berbicara matematika, tak lepas dari stigma siswa bahwa merupakan mata pelajaran yang sukar, banyak hitungan, ribet dan masih banyak lagi. Namun, saya katakan ini adalah sebuah tantangan, bagaimana merubah mindset siswa terkait matematika, dan mengemas pembelajaran secara asyik menyenangkan serta target pembelajaran tercapai. Aplikasi canva, memudahkan guru dalam membuat power point yang menarik, komik, video pembelajaran, lembar kerja siswa yang menarik. Bahkan kegiatan mencatat menjadi lebih menarik dengan menggunakan canva. Kemendikbud memberikan kemudahan bagi guru dan siswa untuk dapat akses pro pada aplikasi canva dengan menggunakan email belajar id.

Membuat puzzel sangat mudah sekali dengan bantuan AI, dalam hitungan detik puzzel pembelajaran tersaji dengan bantuan puzzelmaker. Hal ini tentunya menjadi daya tarik bagi siswa dalam mengikuti pembelajaran, suasana kelas menjadi hidup dan interaktif. Game-game dan asessmen matematika saya memanfaatkan AI seperti wordwall dan quizizz. Minat belajar siswa menjadi naik secara signifikan, selain memecah rasa kebosanan siswa dalam pembelajaran yang monoton. Dengan adanya game pembelajaran juga meningkatkan semangat belajar siswa. Terbukti dalam proses belajar mengajar, siswa sangat antusias dalam mengikutinya. Materi tersampaikan dengan menarik dan dapat diterima dengan baik oleh siswa. Pembelajaran materi grafik fungsi atau geometri saya memanfaatkan desmos atau geogebra. Alih-alih menggambar grafik fungsi secara manual di papan tulis yang tentunya memakan waktu lebih lama, siswa dengan mudah dapat mempelajari materi grafik fungsi. Begitu pula dengan geometri, memancing siswa berpikir kritis dan inovatif dengan bantuan geogebra. Siswa dapat belajar matematika dengan pengalaman baru. Tentunya sangat efektif dan menyenangkan bagi siswa. Siswa dapat mempelajari sekaligus mempraktikkan materi-materi matematika. Alhasil banyak proyek inovatif pembelajaran yang dibuat oleh siswa.

Kurikulum Merdeka ini merubah mindset guru terkait pembelajaran, bahwa yang belajar adalah siswa maka yang harus aktif mengeksplore pengetahuan adalah siswa juga. Maka peran guru adalah sebagai fasilitator dan motivator. Era digitalisasi, peranan teknologi sangat besar sekali. Saya sadar, sebagai seorang guru harus mampu berdampingan dengannya. Kehadiran AI mempunyai andil besar dalam menciptakan pembelajaran yang berkualitas. Pembelajaran berkualitas tentunya menciptakan generasi penerus bangsa yang berkualitas juga. Siswa berkualitas, cerdas dan berkakhlak salah satunya adalah karena panjatan doa, didikan serta pengajaran yang tulus dari seorang guru. Hal ini menegaskan secanggih apapun AI tak akan mampu menggantikan peran guru.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post