LANTARI MUHINGGAR

Manusia Pembelajar Guru Matematika di SMPN 2 Bojongmangu Kabupaten Bekasi Jawa Barat. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Tegas Tanpa Menghakimi, Kolaborasi Selamatkan Generasi Penerus Negeri
https://youtu.be/2VXntDRYJlk

Tegas Tanpa Menghakimi, Kolaborasi Selamatkan Generasi Penerus Negeri

Miris, kata pertama yang terucap ketika melihat tontonan dimasa sekarang yang tidak bisa dijadikan tuntunan. Mudahnya mengakses internet membuat siapa pun terlena dan dapat terjebak di dalamnya. Bahkan yang membuat tercengang anak belum cukup umur dengan mudah dapat mengakses situs-situs dewasa. Terbukti dengan maraknya pergaulan bebas di kalangan remaja. Pengaruh budaya dari luar negara sangat berimbas dengan pola pergaulan remaja saat ini. Trend masa kini berkiblat ke negeri gingseng, K-Pop merajai industri music dunia dan Kdrama pun menjadi tontonan favorit para remaja. Pakaian minim, adegan-adegan intim yang seharusnya belum menjadi tontonan remaja, sekarang menjadi konsumsi mereka. Mau tidak mau dengan seringnya mengkonsumsi tontonan dewasa, mendorong syahwat remaja untuk mencobanya. Ditambah lagi dengan adanya olok-olokan ‘ jomblo ga gaul, pacaran donk biar ga cupu dsb. Hal ini mendorong mereka mencoba untuk berpacaran. Naasnya berakibat salah pergaulan dan banyaknya kasus hamil diluar nikah, bahkan aborsi. Naudzubillah min dzalik. Lantas langkah apa yang harus dilakukan untuk menekan pergaulan bebas dikalangan remaja?

Saya mencoba mengurai berdasarkan pengalaman, mengatasi permasalahan pergaulan bebas di sekolah saya. Masa SMP adalah masa peralihan dari anak menuju remaja dengan rentang usia 13-15 tahun. Masa dimana butuh pengakuan, tertantang melakukan hal baru dan masa dimana sedang tertariknya dengan lawan jenis. Inilah mereka yang belum tahu itu salah atau benar, asal dianggap keren mereka lakukan. Nah, dengan kondisi jiwa mereka yang menggebu-gebu dan tentunya masih sangat labil, apabila tidak benar-benar diperhatikan maka dapat salah langkah. Kasus yang pernah saya temui, masalah utama adalah kondisi keluarga, hubungan yang harmonis antara orang tua dan anak menjadi poin krusial.

Petuah yang sarat makna, jadilah orang tua yang terdidik sebelum engkau mendidik anakmu. Berdasarkan petuah tersebut, selayaknya sebagai orang tua selalu belajar agar dapat mengajarkan ilmu agama kepada anak. Meluangkan waktu, cek rutin penggunaan handphone, beri edukasi pilah-pilah tontonan, perubahan tubuh, bahaya pergaulan bebas bahkan sex education. Sehingga anak tidak merasa malu atau takut menceritakan apa pun yang dialaminya. Hubungan yang harmonis dalam keluarga, menumbuhkan rasa aman dan nyaman pada anak. Secara otomatis anak tidak perlu mencari pelarian dari masalah yang dialaminya ke hal-hal negatif. Anak menjadi lebih teguh pendirian,walau ditengah gempuran pergaulan bebas. Orang tua menjadi paham betul bagaimana kondisi anak, baik itu dirumah maupun disekolah. Dengan poin ini, pergaulan anak dapat terkontrol dan meminimalisir terjadinya pergaulan bebas.

Poin kedua adalah sekolah, bangun budaya sekolah yang mengarah kepada profil pelajar pancasila. Ciptakan kondisi sekolah nyaman,aman dan ramah bagi siswa. Siswa dapat selalu curhat apapun itu permasalahan yang sedang dialami kepada guru, walas atau BK. Guru melakukan pendekatan interpersonal dan pendampingan kepada siswa yang bermasalah, sidak HP, sosialisasi kontinu mengenai bahaya pergaulan bebas dengan bekerja sama pihak terkait misalnya pihak kesehatan. Sekolah mengadakan kegiatan positif pengembangan potensi diri, misal kegiatan keagamaan, leadership, lifeskill, literasi, ekstrakurikuler, aktif dalam mengikuti perlombaan. Kembangkan organisasi sekolah misal OSIS, PMR dan Rohis sehingga siswa banyak berkecimpung dalam kegiatan positif. Insya Allah, semakin banyak kegiatan positif yang dilakukan siswa, maka mampu menekan terjadinya pergaulan bebas.

Masyarakat sekitar pun punya andil dengan masalah ini. Sebagai orang dewasa yang pernah muda tentunya kita paham betul bagaimana gejolak kawula muda. Nah, sekarang bagaimana kita memposisikan diri kita sebagai orang dewasa yang mampu merangkul para remaja. Bersikap tegas tanpa menghujat apabila ia melakukan kesalahan, berikan contoh yang baik, libatkan sebagai panitia dalam kegiatan. Menghidupkan remaja masjid, karang taruna muda-mudi, sarasehan antar remaja dan lain-lain. Hal tersebut mampu menekan angka pergaulan bebas yang sekarang telah menjamur. Mari, saya mengajak anda sekalian sebagai orang dewasa (orang tua, guru, masyarakat) berkolaborasi selamatkan remaja dari pergaulan bebas, karena di tangan merekalah nasib bangsa ini ditentukan. Remaja taat, Bangsa Kuat.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen ulasannya, Bunda. Salam literasi!

07 Feb
Balas

Salam kenal bapak Msih newbie ini pak

23 Feb

Keren tulisannya bu... Salam literasi...

07 Feb
Balas

Salam kenal bapak. Mhon bimbingan nya pak

23 Feb

Salam kenal bapak. Mhon bimbingan nya pak

23 Feb



search

New Post