#Tantangan Menulisgurusiana Hari Ke 88

MAKHLUK HALUS YANG NGESELIN

Sebel udahlah makan nompang eeee malah ngacak-ngacak seisi rumah. Wajahnya ngeri bikin jantungan, e... malah nompang makan.

Saya tidak pernah menyangka kalau dapat jatah tinggal di rumah dinas kepala sekolah. Padahal teman yang duluan dari saya tinggal di rumah dinas guru. Aku merasa sangat beruntung. Rumahnya lebih besar. Kamar tiga besar lagi di banding rumah guru, kamar dua kecil lagi.

Saya juga tidak pernah mengira bahwa rumah dinas tampak indah dan sejuk ternyata ada penghuninya, sosok makhluk yang yang tinggi.

Ceritanya pas sekitar 26 tahun yang lalu, pertama kali Airin di angkat jadi guru di SDN 34 Siguntur Tua, Kecamatan Koto XI Tarusan, Setahun Airin diangkat jadi guru, Airin menikah dan menempati rumah dinas kepala Sekolah. Kebetulan beliau orang Barung-barung Belantai, Jadi beliau tidak tinggal di rumah dinas tersebut.

Rumahnya di bilang gede lah dari rumah guru. Lumayan deh untukku anak kota yang tinggal di desa. Kalo menurut ku rumahnya asik. Letaknya paling pinggir lebih dekat ke jalan raya di banding rumah dinas guru. Dengan area kebun gambir .

Di depan rumah ada pohon rambutan Aceh rasanya sangat manis walaupun buahnya masih hijau. Jauh dari hinggar bingar dan kebisingan. Seperti rumahku yang di Padang letaknya di tepi jalan raya. Subuh aja sudah sangat bising.

Ketika rumah tersebut resmi aku tinggali. Aku mengadakan syukuran kecil-kecilan memasuki rumah baru yang sudah lama tidak di tempati. Malamnya setelah selesai syukuran kami memiliki istirahat. “Wah kebetulan malam ini ibu juga mengianap” sambut suamiku dengan senangnya.

Sebenarnya capeknya bukan main, karna baru pertama kali mengadakan syukuran rumah baru dan syukuran kami baru menikah.

Pukul setengaah dua belas malam, mata dan badan ini rasanya sudah ngak bisa di ajak kompromi. Aku memutuskan memasuki kamar, ternyata di ikuti oleh suami. Dari sini aku mulai merasakan ada yang aneh.

Sembari merebahkan badan di kasur Airin mendengar ada suara-suara di dapur, dan langkah kaki. Suara tersebut terdengar sangat jelas karena pintu kamar belum tertutup.

Semula Airin mencoba berpikir untuk positif ah.. mungkin tetangga sebelah. Tetangga sebelah bukankah ibu Eri guru kelas satu. Ngapain tengah malam ini ia memasak pikirku.

“Kak, kak, bangun kak” panggilku karna suaranya semakin jelas. Airin mencoba menggoyang-goyangkan tubuh suaminya yang sudah tidur pulas.

“Ayo kak, ada suara orang di dapur” Kataku. Suamiku tak membuka matanya sedikitpun.

“Udah biarin aja, biasa kayak gitu. Tinggal tidur aja.” Hanya itu yang di ucapkan suamiku.

Airin berniat menutup pintu kamar, tapi urung Cuma buat mastiin apakah suara tersebut masih kedengaran atau tidak.

Tapi Airin keliru suara kelontongannya semakin jelas terdengar. Akhirnya walaupun takut ku putuskan untuk memeriksa keadaan di dapur walaupun badan gemetaran. Dan sampai saat di depan pintu kamar mandi.

Astaqfirullah’a’aziim Airin meliht dalam keremangan dapur ada sosok hitam tinggi dan besar, sedang berdiri di depan kompor yang di atasnya ada dandang yang berisi ikan yang di berikan oleh siswa sore tadi habis tangkapan mereka di sungai.

Tangan kanannya mengais ngais dandang dan melahap ikan tersebut dengan buasnya. Sekujur tubuh Airin gemetaran, lidah kelu.

Dengan langkah kaki yang berat di coba melangkah dengan hati-hati tapi sialnya tak segaja menekan tombol lampu yang ada di dinding dekat pintu kamar mandi. Alhasilnya dapur menjadi terang dan makhluk tersebut melihat ke arah Airin.

Adu pandangpun terjadi “Dasar mahluk sableng” teriakku tanpa sadar. “Ya Allah aku mohon berlindung dari Mu” Kataku. Matanya bulat besar, menyala. Taringnya panjang dan tubuhnya penuh bulu.

Walaupun dengan langkah berat berusaha untuk lari. “Gendoruwo....” Airin kalap berteriak saat makhluk tersebut mendekat. Dan tiba-tiba makhluk tersebut menghilang begitu saja. Dengan menyisakan dapur yang super berantakan.

*****

“Kak apa kita panggil aja orang pintar” Kataku ketika di pagi hari. Suami Airin tenang bicaranya. “Ah biar saja, ngak usah di usir ini rumah dia” seru suami sambil menyeruput kopi.”Ia ngak bisa di usir dek, ia sudah lama tinggal di sini” Kata suami Airin dengan tenangnya.

“Satu-satunya jalan adalah makhluk gendoruwo itu yang harus pindah dari rumah ini” sahut Airin. “Sabar dek kita kan baru tinggal beberapa bulan di sini”Dengan datarnya sambil memandang keluar.

Dasar makhluk halus sableng ngeselin. Biasanya nakut-nakkutin orang eee... ini malah nyuri sisa makanan orang di dapur. Duh kasihan lu cing makanan lu di embat si makhluk halus yang ngeseeeeliiiin.

Kota bingkuang 10 Juni 2020

Kisah ini terjadi 25 tahun yang lalu ketika aku baru menikah. Dan cerita ini telah di tambah dengan bumbu penyedap agar lebih garing.