SI CULUN PART 2
#Tantangan menulisgurusiana Hari Ke 75
SI CULUN PART 2
“Ayahkan tau kalo aku sudah punya pacar, aku tidak mau” Sahutku dengan penuh emosi. Tiba-tiba ayah ambruk karna ibu telah menerima pinangan anak juragan. Karna bulan besok aku harus menikah.Aku tidak bisa berkata apa apa. Aku kasihan pada ayah di samping itu aku juga harus mengorbankan cintaku
Seharusnya pernikahan adalah hal yang paling sakral membahagiakan. Tapi tidak dengan diriku aku berurai air mata. Karna menikah dengan orang yang tidak kucintai. Dan yang paling pedihnya. Efan hadir di saat pesta pernikahanku, batinku tersiksa.
Waktu terus berputar malampun merayap pesta telah usai aku bergegas memasuki kamar.Menukar pakaian pengantinku dan menghapus mik up. Aku tak peduli dengan suamiku yang entah di mana. Ku baringkan tubuhku karna lelah seharian aku tertidur. Pukul 03.45 aku terbangun ku dapati suamiku tidak ada disisiku, kulihat ia terbaring di lantai yang beralaskan karpet.
Ah sebenarnya aku merasa kasihan melihatnya. Tapi hatiku masih terpukul hancur bersepihan. Aku tidak mencintai Mas Lukman yang culun. Akankah aku terus begini Ya allah, kenapa begitu berat beban yang kau berikan padaku.
Aku merasa heran dan penuh tanda tanya. Aku kan istrinya kenapa ia tidak mau tidur denganku. Apakah mas Lukman mengetahui aku tidak mencintainya? Ada apa ini ujarku dalam hati.
Waktu terus berlalu, tak terasa setahun sudah hidup kami seperti ini tanpa ada sentuhan dari mas Lukman. Aku tetap melaksanakan aktifitasku seperti biasanya.
Ia bahkan tidak menyentuhku apabila kami ber pa pasan di depan pintu kamar ia lah yang meminta maaf padaku. Sementara nafkah lahir tetap di berikan lebih dari yang aku butuhkan. Tapi masalah biologis? mas Lukman tak pernah mengungkitnya dariku.
Sampai aku berfikir apakah mas Lukman seorang laki –laki yang normal kenapa ia tidak mau menyentuhku. Padahal ku tau ia seorang alim yang mengetahui tentang agama.
Setiap hari mas Lukman memperlakukanku dengan lembut, akhirnya aku mulai jatuh cinta dengan mas Lukman. Dan lambat laun mulai melupakan kekasihku Efan.
Apabila mas Lukman sedang bekerja di luar kota aku mulai merindukannya, aku mulai merasakan kehilangan. Saat itu aku beruasaha untuk selalu membahagiannya. Aku mulai memakai pakaian muslimah dan mendengarkan ceramah apa bila mas Lukman memberikan tausia kepada ibu ibu.
Di kala memberikan ceramah ibu-ibu aku selalu mempraktekkannya di rumah. Tapi yang ku herankan setelah satu tahun pernikahan kenapa Mas Lukman tidak mau juga menyentuhku.
Setelah shalat isya ia biasanya menngaji dan mengembangkan karpet di samping tempat tidurku, ku lihat mas Lukman tidur di atas karpet. Hatiku bagaikan teriris sakit. Hatiku bergemuruh tak bisa ku tahan lagi. Hingga akhirnya aku memberanikan diri untuk bertanya.
Bersambung
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mas Lukman sosok keren,,, sukses selalu ceritanya,,, ditunggu kelanjutan kisahnya
Ya makasih
Wow...kerennnnMas lukmas penuh kesabaran....akhirnya tak tahan...bertanya jua....Penasaran apa pertanyaan yg dilontarkan??
Makasih dah singgah tunggu besok ya
Makasih dah singgah tunggu besok ya
Makasih dah singgah tunggu besok ya
Makasih dah singgah tunggu besok ya
Makasih dah singgah tunggu besok ya
Pengen tahu lanjutan cerita ini Bu.
Makasih admin dan adminah yang telah menayangkan cerita ini
Pertanyaannya adalalaaahhhh?????
Besok
Pasti mas Lukman hanya mau menyentuh jika si aku sudah mencintainya... jempol atas kesabaran mas Lukman menunggu cinta dari si aku.... hehehe
Keren ceritanya bu. ..sukses selalu
Mas lukman yg sholeh... Mantap