GUNUNG PADANG

Semalam anak gadisku mengajak untuk jalan pagi ke Gununug Padang. Yah sudah lama juga ngak joging semenjak pademi ini. Setelah sholat subuh kami siap siap untuk berangkat. Tepatnya pukul 06.45 kami berangkat. Akhirnya sampailah tempat yang dituju sambil memakirkan kendaraan. Memasuki gerbang membayar 10.000 per kepala dan membayar admnya karna aku ngak punya kartu.

Sambil berjalan kulihat banyak hewan yang berkeliaran mungkin karna kepagian ya. Monyet berseliweran. Karna takut akhirnya monyet di usir oleh pengurus dan melanjutkan perjalanan ke atas dengan menaiki tangga pertangga. 

Baru beberapa anak tangga nafasku sudah ngos ngosan kaki ini berat rasanya. Anak gadisku menertawakanku. Biasanya aku santai aja ngak ada masalah.

Mungkin karna pademi dan kurang olah raga. Mengajar hanya duduk saja. Mungkin ini efeknya batinku.

Kulanjutkan lagi menaiki tangga bertambah keatas tangganya bertambah curam, nafasku semakin ngos ngosan.  Ku hentikan langkah sambil mengatur nafas. Kulanjutkan lagi, ku atur lagi nafas begitu seterusnya. 

Akhirnya sampailah di bundaran di sana biasanya tempat istirahat bagi yang tak kuat melanjutkan. Bukan aku saja yang istirahat. Di bundaran ini berarti sudah separo pendakian. Setelah tenagaku pulih akhirnya kulanjutkan pendakian ini.

Beberapa menit dan melewati kuburan Siti Nurbaya kulanjutkan pendakian. Akhirnya sampailah tempat yang dituju. Badanku terasa ringan sampai diatas mau jatuh aja rasanya. Ku rebahkan badanku sejenak di bangku yang ada di taman ini. 

Tidak ada rasa malu lagi karna ku merasakan banyak bintang bintang di kepalaku. Dari pada aku rebah benaran biarlah ku rebahkan diri ini di bangku taman Gunung Padang.

Setelah agak reda dan minum teh hangat yang di minta anak gadisku di kedai taman Gunung Padang, tenagaku sudah mulai pulih dan kami berfoto foto menikmati keindahan Gunung Padang yang terkenal dengan kisah Syamsul Bahri dan Siti Nurbaya. Namun di persunting oleh Datuak Maringgih.

Kota Bingkuang

16082020