Lasmiyati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Alasan atau Sebab

Sebab merupakan hal yang harus diterima, karena di dalam sebab ada sesuatu yang tidak dapat ditolak kehadirannya. Hal ini menyebabkan sebab bisa dijadikan sesuatu yang tak bisa ditolak bila dijadikan alibi.

Misalnya tidak mengerjakan sholat sebab sedang uzur. Tidak mandi sebab tidak ada air di sekitarnya. Tidak bekerja sebab banjir, terlambat datang sebab pecah ban, dan yang paling manusiawi, lupa adalah sebab yang paling sering digunakan untuk membuat alasan

Maka sebab, apa pun bentuknya, tidak boleh dihakimi apalagi diberi sanksi.Tapi harus dimaklumi (diterima)

Akan halnya alasan. Sering tidak dapat dipahami, apalagi oleh mereka yang tidak sehati. Alasan sering digunakan sebagai dalih untuk membela diri dari kesalahan yang minta dimaklumi dan diterima. Alasan sering juga seolah dipaksakan, apalagi bila digunakan oleh mereka yang kedudukannnya lebih tinggi atau berkuasa untuk mengambil kebijakan. Sehingga alasan dalam bentuk apapun lebih ampuh digunakan sebagai cara untuk menutupi kesalahan.

Kehebatan meramu kalimat dalam menyampaikan alasan dapat menentukan sukses tidaknya sebuah alasan dibuat. Semakin piawai seseorang menggunakan alasan maka semakin sukses pula seseorang itu membela diri. Semakin banyak kemampuan mencari alasan, maka semakin banyak pula kesalahan yang mampu ditutupinya. Misalnya, terlambat datang karena mengantar anak sekolah, tidak masak karena bingung akan masak apa, tidak membersihkan rumah karena hanya akan kotor lagi, atau tidak melaksanakan tugas/mengajar karena tidak ada alat/ perlengkapan. Padahal yang sebenarnya adalah, tidak bisa bangun pagi, malas masak, malas bersih-bersih, atau malas masuk kelas.

Alasan juga sering digunakan untuk menutupi kelemahan yang dimiliki, alasan jenis ini dipakai untuk mengantisipasi agar tidak direndahkan, walaupun sebenarnya memang tak mampu. Parahnya alasan jenis ini lebih kejam, karena dalam menggunakannya sering menyalahkan orang lain tanpa berdasar.

Sebagai contoh, ketika seseorang tidak bisa melakukan sesuatu dia membuat alasan, yang petunjuknya salahlah, yang menerangkannya terlalu cepatlah, yang tidak relevanlah dan segudang alasan yang berharap untuk dimaklumi. Mengapa tak mau mengatakan, tidak bisa, tidak mampu, tak dapat berpikir atau kejujuran-kejujuran yang lain. Ini mungkin akan lebih dimaklumi.

Padahal yang namanya alasan itu tak patut untuk dimaklumi, tetapi lebih layak untuk dimaafkan. Maka sebaiknya bila ingin menyampaikan alasan ucapkan dulu kata maaf. Itu akan lebih menaikkan harga diri, daripada mendapat cap sebagai orang yang pandai membuat alasan.

Semoga kita jangan terbiasa menggunakan alasan sebagai upaya untuk minta dimaklumi atas segala kesalahan dan kelemahan kita. Agar kita tetap menjadi manusia yang memiliki harga diri. Apabila kita memiliki kelemahan sampaikan saja secara jujur. Bagaimana pun kejujuran untuk mengakui kesalahan dan kelemahan tidak akan pernah menjatuhkan posisi kita di mata orang lain.

Karena bila kesalahan dan kelemahan disampaikan dengan jujur, hal itu akan mengubah alasan menjadi sebab...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Alasanku membaca artikel ini disebabkan karena tertarik dengan judulnya...maka terimalah sebabku ini..he..he....Salam literasi...

28 Aug
Balas



search

New Post