Para peserta tantangan gurusiana memang hebat-hebat dan luar biasa menurut saya. Tidak berlebihan dalam memberikan pujian seperti itu bagi mereka, Awal yang indah itu dimulai dari :

* mengikuti pelatihan selama dua hari, banyak peserta yang ikut dengan biaya sendiri tanpa disponsori instansi tempat mereka bekerja.

* peserta diwajibkan menjadi anggota group, sehingga butuh waktu untuk selalu melihat dan membaca saran dalam menulis dan membaca beberapa hasil tulisan dari teman-teman sesama peserta pelatihan agar mendapatkan semangat dan ide dalam menulis. selain itu membutuhkan biaya pulsa kuota sebagai sarana mutlak menggunakan internet. 

* Pembuatan kartu keanggotan disarankan dibuat oleh para peserta. Kartu yang banyak manfaatnya bagi peserta dikemudian hari nanti, seperti potongan dalam mencetak buku, dan keanggotaan seumur hidup.

* Mengikuti tantangan menulis gurusiana minimal 30 hari agar peserta dapat terlatih hati, jiwa dan pikirannya. Agar terus mendapatkan ide-ide tulisan serta mengasah asa agar terus istiqomah dalam menghasilkan tulisan. Pada fase ini peserta sungguh diuji keseriusannya dalam menggapai cita-cita menjadi seorang penulis. Peserta harus menulis setiap hari sebelum jam 24.00 harus sudah di up load. Pada waktu mengikuti tantangan tersebut setiap hari ada rasa sayang dan pantang gagal karna bila satu hari tidak meng up load tulisannya maka harus menulis ulang dari tantangan hari pertama. Segala daya dikerahkan agar terlahir tulisan pada hari itu. Bagaimana tidak peserta berkorban jiwa dan raga. Peserta yang seorang guru dan ayah atau ibu dari satu keluarga dan baru belajar menulis serta keluarga membutuhkan kehadiraanya dan terkadang masyarakat juga membutuhkan dirinya, belum lagi kegiatan lain yang tiba-tiba perlu mendapatkan perhatian pada hari itu juga namun peserta pelatihan tetap diwajibkan melahirkan tulisan jika tidak mau mengulang ke hari pertama lagi. 

* Hingga akhirnya kegiatan itu mendarah daging bagi peserta dan menulis menjadi hobby. Sepanjang hari kehidupannya selalu muncul ide-ide dengan sendirinya yang dapat dituangkan dalam bentuk tulisan. Semakin banyak berlatih semakin mahir para peserta mebuat tulisan yuang berbobot.

Fase-fase diatas,  penulis merasakan dan mengasumsikan bahwa inilah yang dimaksud dengan bimbingan 30, 60 , 90 hari menjadi penulis. Dengan mengikuti fase-fse tersebut peserta akan mendapatkan pelajaran baik yang dibimbing langsung oleh para penulis dan editor handal, peserta juga mendapatkan pelajaran sendiri dari upayanya menjadi penulis karna kita sama-sama mengenal satu kata bijak yang berbunyi "Guru terbaik adalah pengalaman ", dengan pengalaman berlatih menulis terus menerus maka kita akan menjumpai kesalahan-kesalahan yang dapat dijadikan pelajaran untuk menjadi lebih benar dan baik. 

Semoga apa yang peserta pelatihan sabusagu cita-cita kan menjadi penulis yang menorehkan namanya di satu buku karyanya bukan di batu nisannya berhasil.  Salam Literasi.