Latifatul Qolbiyyah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.1 PEMBELAJARAN UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN BELAJAR MURID
#kammodul2.1cgpangkatan7kab.ta

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.1 PEMBELAJARAN UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN BELAJAR MURID

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.1

PEMBELAJARAN UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN BELAJAR MURID

Oleh : LATIFATUL QOLBIYYAH, S.Pd.

CGP ANGKATAN 7 KAB. TULUNGAGUNG

Pembelajaran berdiferensiasi adalah sebuah pembelajaran yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan belajar murid. Menurut kemendikbudristek dalam pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi di kelas harus didasarkan pada keputusan-keputusan yang terkait dengan tujuan pembelajaran yang definisikan secara jelas, tanggapan guru terhadap kebutuhan belajar murid, lingkungan belajar yang mengundang murid untuk belajar, manajemen kelas yang efektif, dan penilaian berkelanjutan. Inti dari pembelajaran diferensiasi haruslah memperhatikan perbedaan individu setiap peserta didik. Bagaimana guru berupaya untuk memenuhi kebutuhan belajar murid dan merespon kebutuhan belajar tersebut.

Seorang guru dalam mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal apabila guru tersebut mengetahui kebutuhan belajar murid. Kebutuhan belajar murid tersebut meliputi tiga aspek yaitu kesiapan belajar (readiness), minat murid, dan profil belajar murid. Seorang murid akan menunjukkan kinerja terbaiknya jika tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan minat, keterampilan, dan pemahaman yang mereka miliki.

Kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari materi, konsep, atau keterampilan baru (kemendikbudristek). Ada banyak cara untuk membedakan kesiapan belajar murid. Menurut Tomlinson, merancang pembelajaran mirip dengan menggunakan tombol equalizer pada stereo atau pemutar CD. Dalam modul 2.1 ini ada 6 perspektif tentang kesiapan belajar murid. Keenam equalizer yang diperkenalkan oleh Tomlinson tersebut adalah bersifat mendasar-bersifat transformatif, konkret-abstrak, sederhana-kompleks, terstruktur-terbuka, tergantung-mandiri, dan lambat-cepat.

Minat merupakan suatu keadaan mental yang bisa memberikan respon positif terhadap suatu hal yang dianggap memberikan kesenangan dan kepuasan. Minat di sini dapat dikategorikan menjadi dua perspektif, yaitu sebagai minat situasional dan yang kedua minat sebagai sebuah kecenderungan individu untuk terlibat dalam jangka waktu lama dengan objek atau topik tertentu (minat individu).

Profil belajar murid mengacu pada cara-cara terbaik bagaimana murid belajar. Hal ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara alami dan efektif. Menurut kemendikbudristek, profil belajar murid terkait dengan beberapa hal diantaranya :

1. Preferensi terhadap lingkungan belajar. Misalnya suhu ruangan tingkat kebisingan jumlah cahaya, dll.

2. Preferensi pengaruh budaya. Misalnya santai-terstruktur, pendiam-ekspresif, personal-impersonal.

3. Preferensi gaya belajar. Yang dimaksud di sini adalah bagaimana murid memilih, memperoleh, memproses, dan mengingat informasi. Gaya belajar murid meliputi visual, auditori, dan kinestetik.

4. Preferensi berdasarkan kecerdasan majemuk (multiple intelligences).

Ada tiga strategi dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi, yaitu :

1. Diferensiasi konten, terkait dengan materi ajar yang akan disampaikan kepada murid.

2. Diferensiasi proses, terkait dengan bagaimana pemahaman murid dalam memaknai materi yang dipelajari dalam berbagai kegiatan dengan variasi waktu yang lama.

3. Diferensiasi produk, terkait dengan hasil karya dari pekerjaan murid. Misalnya tulisan, video, puisi, cerita, untuk kerja, dll.

Langkah-langkah dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi :

1. Memetakan kebutuhan belajar murid melalui asesmen kognitif dan non kognitif awal.

2. Menentukan arah atau tujuan pembelajaran.

3. Menyusun RPP (termasuk strategi, kegiatan pembelajaran, dan penilaiannya).

4. Menyiapkan bahan dan media yang dibutuhkan.

5. Melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi sesuai dengan skenario yang telah dibuat.

6. Kegiatan refleksi, untuk mengevaluasi kelebihan dan kekurangan pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi.

Setiap pengetahuan pasti terkoneksi dengan pengetahuan lainnya. Begitu juga dengan modul 2.1 memiliki keterkaitan dengan modul 1. Pada Modul 1 pendidikan guru penggerak kita belajar tentang filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara, nilai-nilai dan peran guru penggerak, visi guru penggerak, dan budaya positif. Hendaknya pembelajaran berdiferensiasi diterapkan di semua kelas dengan mengutamakan keberpihakan kepada murid serta menjadikannya sebagai budaya positif di sekolah. Semua dilakukan dengan tujuan agar visi sekolah dapat tercapai sesuai dengan yang telah dirumuskan yaitu mencetak generasi sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

mantap ulasannya

24 Feb
Balas

Terima kasih...

04 Mar
Balas



search

New Post