Setiap amal ibadah yang dijalankan oleh umat Islam tidak terlepas dari apa yang pernah dicontohkan oleh nabi Muhammad shalallahu alahi wasallam. Termasuk khutbah nikah yang dilaksanakan di setiap prosesi ijab dan kabul.

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam membacakan khutbah nikah ketika menikahkan putri tercintanya Fatimah Az-Zahra dengan Ali bin Abi Thalib.

Kemudian penulis melihat beberapa contoh khutbah nikah yang beragam namun tidak menyalahi ketentuan hukum yang berlaku di kalangan umat Islam. Yang paling utama isi khutbah nikah meliputi ucapan hamdalah, bersyukur, ayat Al Qur'an, hadis nabi, wasiat takwa, dan motivasi kepada pengantin baru dalam mengarungi bahtera rumah tangga.

Ada juga yang berpendapat bahwa khutbah nikah itu adalah merupakan pendahuluan sebelum ijab kabul dimulai. Hal ini menunjukkan bahwa Aqad nikah itu merupakan ibadah yang mendapat perhatian yang sangat serius.

Apa bukti keseriusannya? Majelis ini belum akan dapat dimulai sebelum berkumpulnya pihak-pihak yang terkait. Bahkan acara tersebut harus dilaksanakan pada satu majelis. Belum dipandang pernikahan itu sah jika diantara wali, mempelai, dan saksi-saksi tidak berada di satu tempat.

Tentang masalah khutbah nikah itu wajib atau sunnat seperti yang di tanyakan para mahasiswa PPL, di sini dapat penulis jelaskan sesuai dengan pendapat para Imam yang banyak dipedomani.

Menurut Imam Nawawi dalam kitab Al Adzkar bahwa khutbah nikah hukumnya sunnat bukan wajib, itulah yang diikuti olah kebanyakan ulama atau pendapat jumhur ulama.

Sedangkan yang berpendapat khutbah nikah itu wajib adalah pendapat Imam Dawud Adzzahiri. Apa bila pernikahan itu tidak diawali pembacaan khutbah nikah, maka nikahnya tidaklah sah.

Kepada para mahasiswa, kita sudah mencoba untuk mengurai pendapat para Imam, semua sepakat adanya khutbah nikah yang dibacakan sebelum ijab kabul. Junjungan kita yang mulia Rasulullah shalallahu alaihi wa salam juga membacakan khutbah sebelum aqad nikah putri beliau, tentunya inilah yang kita ikuti.

Firman Allah Subhanahu Wataala: "Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad) dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu maka kembalikanlah kapada Allah(Al Qur'an) dan Rasul (sunahnya). Jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS. Annisa' ayat 59).

Wallahu a'lam bisshowab wailallahi turjaul umur.

Baity jannati, 23 Desember 2019