Leni Cahya Pertiwi

Leni Cahya Pertiwi, S.Pd adalah seorang guru di MTs Lempur Kec. Gunung Raya, Kab. Kerinci, Jambi. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Bangga Berbahasa Daerah Upaya Mencegah Agar Tidak Punah
Sumber : pixabay.com

Bangga Berbahasa Daerah Upaya Mencegah Agar Tidak Punah

Sekitar dua puluh hingga tiga puluh tahun lalu, masih jarang terdengar anak-anak menggunakan bahasa indonesai sebagai alat komunikasi di daerah. Jangan tanya di pelosok kampung, nyaris nihil. Jika ada yang melakukannya, orang-orang akan bertanya siapakah orang tuanya dan dimanakah dia tinggal. Jika ternyata penduduk lokal, dapat dipastikan dia akan menjadi bahan olok-olok. Tak berhenti sampai di situ, si empunya anak akan menjadi bahan gunjingan seru, dianggap sok keindonesiaan, sok kejakartaan, dan sok kaya. 

Lazimnya, dulu anak-anak para perantau kayalah yang menggunakan bahasa indonesia di kampung. Saat mereka kembali setahun sekali pada Idul Fitri. Mereka tidak bisa menggunakan bahasa daerah karena tidak pernah diajarkan oleh orang tuanya. Akibatnya saat mudik lebaran mereka berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia. 

Kini, di sebagian besar daerah, bahasa Indonesia sudah lazim digunakan sebagai bahasa komunikasi. Bukan hanya di perkantoran, kita bisa dengan mudah mendengar bahasa indonesia dijadikan bahasa komunikasi di mal, dalam bis kota, di terminal, bahkan di pasar-pasar tradisional. Masyarakat Sumatera Barat yang sangat kental penggunaan bahasa daerahnya, saat ini di ibukotanya Padang sebagian telah beralih menggunakan bahasa indonesia sebagai bahasa komunikasi, tarutama di kalangan anak muda. 

Fenomena ini telah menjalar ke pelosok kampung. Tak terkecuali di kampung penulis. Orang tua mulai membiasakan anak-anaknya menggunakan bahasa indonesia sebagai bahasa komunikasi. Bahasa daerah mulai ditinggalkan, dianggap kurang keren, kurang gaul, dan tidak kekinian. Dengan dalih agar anak mudah berkomunikasi dengan guru dan teman-temannya, orang tua memilih berkomunikasi dengan anak menggunakan bahasa daerah dalam kehidupannya sehari-hari. 

Sebagai warga negara yang lahir dan dibesarkan di Indonesia tercinta ini, penulis sangat mengapresiasi anak-anak yang lancar menggunakan bahasa indonesia. Hal itu sangat berguna ketika mereka berkomunikasi dengan teman-teman yang memiliki bahasa yang berbeda. Bahasa Indonesia juga diperlukan dalam kesempatan dan tempat yang resmi. Namun menjadikannya sebagai bahasa komunikasi sehari-hari, dan meninggalkan bahasa daerah atau bahasa ibu, ini patut dikhawatirkan.

Dikutip dari laman unpad.ac.id, Darpan, M.Pd mengemukakan bahwa salah satu penyebab bahasa ibu dapat hilang adalah karena orang tua tidak mengenalkan bahasa ibunya. Itulah yang terjadi di berbagai daerah saat ini. Disadari atau tidak, penggunaan bahasa indonesia sebagai bahasa komunikasi sudah menjadi semacam tren di kalangan ibu-ibu muda. Pelan tapi pasti hal itu akan membuat bahasa daerah mulai ditinggalkan. 

Lewis, dalam indonesiabaik.id berpendapat ada dua hal yang menyebabkan bahasa daerah terancam punah, yaitu semakin sedikitnya masyarakat yang mengakui bahasanya dan tidak diajarkan kepada anak-anak mereka. Penyebab lainnya adalah semakin sedikitnya penggunaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari sehingga kehilangan fungsi sosial atau komunikatifnya. 

Saat ini di Indonesia ada sekitar 13 bahasa daerah yang telah punah, dan 25 bahasa daerah hampir punah. Penyebabnya tidak lain karena tidak ada atau kurangnya penutur bahasa daerah tersebut. Multania dalam tirto.id dari Antara menyatakan ada bahasa yang penuturnya hanya 50 atau 500. Jumlah yang sangat mengkhawatirkan, terutama jika penutur dalam rentang usia 50 tahun ke atas. 

Sebagai generasi penerus bangsa ini, kita bisa melakukan upaya pencegahan agar bahasa daerah dapat terjaga kelestariannya. Cara paling sederhana adalah memulai dari lingkungan paling kecil. Orang tua hendaknya bangga berkomunikasi dengan anaknya menggunakan bahasa daerah di lingkungan keluarga atau di tempat umum. Bagi para perantau yang lupa mengenalkan bahasa daerah kepada anak-anaknya, belum terlambat untuk mulai mengajarkannya sekarang.  

Terakhir, sebagai orang dewasa yang ikut-ikutan menggunakan bahasa indonesia dalam berkomunikasi, Ayo, kita batasi penggunaannya. Cukup gunakan bahasa Indonesia di forum resmi dan jika berbicara dengan lawan bicara yang memiliki bahasa yang berbeda atau tidak paham bahasa daerah yang digunakan. Kalau ke pasar bertemu mbok sayur, jangan menawar menggunakan bahasa indonesia, nanti harganya dimahalin.

 

 

 

Bacaan :

 

www.indonesiabaik.id. Bahasa Daerah yang Terancam Punah

www.kompas.com. Data Kemdikbud 2011-2019: 11 Bahasa Daerah di Indonesia Punah

www.tirto.id. Bahasa-bahasa Daerah yang Hampir Musnah. Alexander Haryanto.22 Juli 2016

www.unpad.ac.id. Anak-anak Perlu Dikenalkan Bahasa Ibu.

 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap Uni.. Semoga masuk dalam jajaran pemenang lomba. Aamiin. Sukses selalu

07 Feb
Balas

Terima kasih Pak Bur. Semoga doanya dikabulkan. Sukses selalu buat guru gokil dengan fisika GAULnya.

07 Feb

Keren ini naskah lomba Khan, semoga menang, mantab Barokallah

06 Feb
Balas

Terima kasih Pak Syaihu. Iya, ini mau dilombakan untuk bulan ini. Pak Syaihu juga ikut kan? Sukses selalu Pak.

06 Feb

Mantap sekLi ulasannya Bu

06 Feb
Balas

Terima kasih udah mampir Bu. Salam literasi.

07 Feb

Keren banget Bunda. Semoga sukses dan lolos.

06 Feb
Balas

Terima kasih doanya Bun. Sukses selalu buat Bunda.

07 Feb

Keren ulasannya, Bu Leni. Salam sukses selalu.

06 Feb
Balas

Terima kasih Bu Yuria. Sukses juga buat ibu.

07 Feb

Mantap artikelnya Bu, semoga lolos dan terpilih.

06 Feb
Balas

Aamiin, terima kasih Bu Suryani. Semoga artikel Ibu juga lolos.

07 Feb

Keren. Sukses selalu, Bun.

06 Feb
Balas

Terima kasih Bu Rosma. Sukses juga buat Ibu.

07 Feb

Keren menewen Bun. Semoga kita bisa berperan ikut melestarikan bahasa ibu. Salam sukses selalu.

06 Feb
Balas

Terima kasih Bu Samsinar. Salam sukses juga buat ibu.

07 Feb

Luar biasa ulasannya Bu Leni. Sukses selalu.

07 Feb
Balas

Terima kasih Bu Rita. Salam sukses juga buat ibu.

07 Feb

Mantap banget nih ulasannya. Pokoknya keren lah. semoga masuk menjadi pemenang lomba bulan ini ya mak Leni Cahaya Pertiwi.

07 Feb
Balas

Terima kasih Oma. Semoga tulisan Oma juga masuk menjadi pemenang. Aamiin.

07 Feb

Mantap.. Sukses selalu

06 Feb
Balas

Terima kasih Pak Mustamin. Sukses juga buat Pak Mustamin.

06 Feb



search

New Post