Leni Cahya Pertiwi

Leni Cahya Pertiwi, S.Pd adalah seorang guru di MTs Lempur Kec. Gunung Raya, Kab. Kerinci, Jambi. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kursi Roda Tanda Cinta

Kursi Roda Tanda Cinta

Kursi ini dibeli oleh adikku Linda untuk suami yang ketika itu masih dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat M. Djamil Padang. Sebenarnya Linda dan suaminya hanya mentransfer sejumlah uang, akulah yang membelinya.

Di beberapa market place kursi roda yang bisa disetel sandarannya ini ditawarkan dengan berbagai macam harga, tergantung mereknya. Harga terendah 1,8 juta rupiah hingga ada yang menawarkan 2,3 juta.

Setelah dihitung-hitung ongkir ke Padang mencapai 350 ribu, aku akhirnya memilih untuk membelinya di Padang saja. Alhamdulillah di pusat penjualan alat kesehatan Kampung Tarandam, kursi roda dengan merk Gea ini berhasil kubeli dengan harg 2,3 juta.

Kalau dihitung-hitung masih menang beli di market place, tapi harus menunggu beberapa hari. Lha, aku butuhnya segera. Mungkin rugi dalam soal harga tapi kursinya ada saat dibutuhkan.

Kursi ini hanya sempat dipakai beberapa kali saja oleh suami. Setelah sampai di rumah, eh di kampung halaman. Suami lebih suka memakai kursi lama bekas milik bapakku. Mungkin sekalian bernostalgia, ingat almarhum mertua kesayangan, hehehe.

Aku berniat menjual kursi ini, tapi suami tak mengizinkan. Katanya simpan saja, siapa tahu nanti suatu saat dibutuhkan. Aku tak setuju, kalau disimpan saja menunggu dibutuhkan kok Aku merasa berharap akan menggunakan kursi itu. Ogah! Aku mau baik-baik saja, mau tetap sehat dan tak ingin menggunakan kursi roda.

Alasan lain aku ingin menjualnya karena lumayanlah buat tambah-tambah beli kaki suami. Minimal bisa tambahan ongkos ke Bogor atau ke Bandung. Sepertinya di sana banyak yang bisa bikin kaki palsu.

Suami enggan melepaskan kursi ini karena ada kenangan yang nilainya tak bisa dibandingkan dengan uang. Ada cinta dariku dan putra-putri kami. Ada cinta dari adikku Linda serta suaminya. Ada harapan dan kenyataan pahit yang terukir di setiap putaran rodanya.

Aku ingin suami bangkit. Cintaku dan seluruh keluarga tak hilang bersama kakinya yang terkubur.

Loged, 01032022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren ulasannya Uni. Begitulah cinta.. Sampai pada benda peninggalan mertua takkan bisa dnilai dengan angka2.. Mantap. Sukses selalu

02 Mar
Balas

Hehehehe, iya Pak Bur. Terima kasih telah mampir.

02 Mar



search

New Post