Lenny Nurcahaya Purba

Guru SDN 173100 Tarutung...

Selengkapnya
Navigasi Web
Bolekah Aku  ke Rumahmu?

Bolekah Aku ke Rumahmu?

Isabi sangat senang ketika bertemu dengan Ibu Gurunya. Setiap malam dia berdoa agar segera pagi. Pagi ini Ibunya kembali mengantarkan Isabi. Sebelum pergi, Ibunya berpesan agar Isabi menjadi anak yang baik. Isabi tersenyum dan segera menghampiri Ibu Guru Mirta. Dengan senyumnya yang sejuk, Ibu Guru Mirta menanyakan kabar Isabel. Kegiatan pun dimulai. Hari ini mereka mewarnai Ibu Kartini karena berkenaan dengan bulan Kartini. Isabi menyukai kegiatan mewarnai. Nilai wajah senyum dan cinta menempel di buku kegiatannya tak kala selesai mengerjakannya. Isabi adalah anak pendiam dan hanya mau bicara pada Ibu Gurunya saja. Semua temannya menganggap dia orang aneh. Setiap hari dia hanya bermain dengan satu barang saja. Boneka lako-laki berkuda menjadi adi langganan Isabi. Jika ada temannya yang memainkannya, Isabi sabar menunggu samapi temannya meletakkan nya kembali. Ibu Guru Mirta tidak pernah mempersoalkan sikap Isabel. Ibu Guru Mirta bahkan menemani Isabel jika bermain boneka. Sesekali mereka tertawa karena Ibu Guru Mirta membuat percakapan dengan boneka tersebut.

Suatu waktu, Ibu Guru Mirta mendapat telepon dari Ibunya Isabi kalau dia tidak dapat menjemput, Ibunya Isabi meminta Ibu Guru Mirta untuk mengantar Isabi ke rumahnya. Ibu Guru Mirta menyanggupinya. Setelah semua kegiatan selesai, Ibu Guru Mirta memberitahukan kalau dia akan mengantar Isabi pulang. Isabi bukannya senang. Isabi menunjukkan wajah sedih. Bu Guru Mirta menanyakan hal yang membuat Isabel sedih. Dengan suara pelan Isabel berkata: “Bolehkah Aku Ke Rumahmu?” Ibu Guru Mirta tersenyum. Dia mengatakan kalau Ibu Guru Mirta akan mengantarkannya pulang. Setelah semua dibereskan, mereka pun berangkat.

Sesampainya di rumah Isabi, Bu Guru Mirta mengetuk pintu. Tampak seorang laki-laki seumurannya membuka pintu. Wajahnya tampak tidak bersahabat. Ibu Guru Mirta memberitahukan bahwa dia adalah guru dari Isabi. “Ibunya meminta saya untuk mengantarkan Isabi”, Kata Ibu Guru Mirta. Laki-Laki itu tidak berkata apa-apa. Dia menarik tangan Isabi masuk, lalu menutup pintu tanpa mengucapkan terima kasih. Ibu Guru Mirta menarik nafas panjang. Walau pun hatinya penuh tanda tanya, tapi Ibu Guru Mirta tetap beranjak pergi menuju motornya. Belum sempat menghidupkan motornya, seorang Ibu yang mengaku tetangganya Isabi mengatakan kalau Isabi memmpunyai ayah tiri. Ayah tiri itu sering memukuli Ibunya Isabi. Isabi juga sering dihardik oleh ayah tirinya. Tempat mereka tinggal adalah rumah ayah tirinya. Ibunya dan Isabi tidak bisa melepaskan diri dari ayah tirinya karena ayah Isabi sebelumnya punya hutang yang banyak. Sepeninggal ayahnya, Isabi dan Ibunya harus rela hidup dengan ayah tirinya sebagai bayar hutang ayahnya. Ibu Guru Mirta merasakan kesedihan luar biasa. Dia teringat boneka yang selalu dimainkan Isabi dan perkataaan Isabel yang meminta untuk tinggal di rumahnya. Rasa pilu yang tidak bisa dia campuri. Ibu Guru Mirta hanya ingin hari cepat berlalu dan pagi segera menjelang. Sehingga dengan ketulusannya Isabi bisa merasakan kenyamanan walau hanya beberapa jam.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post