Setiap hari, setiap saat burung itu terbang tinggi sendiri dengan sayap kecilnya. 

Dua hari lagi akan ada sayap yang lebih besar yang akan datang membantunya untuk terbang lebih tinggi.

Dengan sabar ia tunggu, sambil terus mengepakkan sayap kecilnya agar tetap bisa terbang.

Hari yang ditunggu, tiba jua. Sayap besar ada dihadapannya, kokoh, kuat dan siap untuk terbang bersama sayap kecilnya.

Semenit, dua menit, lima menit, satu jam. Sayap itu tak jua kunjung mengajaknya terbang lebih jau dari yang sanggup ia lakukan sendiri.

Si burung, hanya mampu diam. Ia sadar lebih baik terbang dengan sayap sendiri dari pada berharap pada sayap burung lain.