Perubahan kurikulum yang diberlakukan pemerintah ditahun-tahun pertama ini sangat memacu adrenalin para pendidik untuk kembali belajar, menggali ilmu, agar dapat memahami muatan dan semua tuntutan yang diinginkan kurikulum baru tersebut, baik tuntuan administrasi, tuntutan praktek dikelas dan tuntunan yang harus ditagih pada peserta didik, yang semuanya tentu berbeda dari tuntutan pada kurikulum sebelumnya, karena perbedaan tuntutan yang diharapkan tersebut perlu disusun perangkat pembelajaran dari awal kembali. Untuk bisa memenuhi itu semua tentu diperlukan kajian ilmu yang mendalam agar tak salah dalam mengambil langkah, ilmu yang diharapkan dapat teraplikasi dengan baik tentu bisa dicari berbagai sumber yang tersedia. Mencari ilmu yang tak terhenti akan menjadikan kita punya banyak referensi dan dapat membuka cakrawala kita dan memberikan pemahaman yang benar terhadap kurikukulum baru yang ditetapkan pemerintah dan terhadap hal-hal baru yang lebih luas sifatnyanya.

Apapun jenis kurikulum yang diterapkan pemerintah tujuan pendidikan nasional tetap sama, salah satunya mencerdaskan kehidupan bangsa, hanya kurikulum sebagai cara pencapaiannya yang berbeda-beda. Mengapa harus ada perubahan kurikulum?, apakah kurikulum yang lama tidak bagus, banyak kelemahannya?. Jawabannya tentu tidak. Kurikulum yang berlaku adalah kurikulum terbaik pada masanya. Hal ini seiring dengan ucapan bapak pendidikan kita KI Hajar Dewantara bahwa pendidikan harus sesuai dengan kondrat alam dan kodrat zaman. Hal ini yang diselaraskan pemerintah melalui perubahan kurikulum.

Untuk mencapai tujuan itu tentu dibutuhkan guru-guru hebat yang berhadapan langsung dengan para siswa setiap harinya. Jadi siapakah guru-guru hebat itu?. Guru hebat adalah guru yang terbuka pada perubahan yang terjadi di lingkungannya, tidak statis terhadap nilai-nilai yang sudah diterapkan pada waktu sebelumnya. Alam dan siswa yang diproses guru setiap harinya, pasti mengalami perubahan dari tahun ke tahun, maka guru hebat harus terbuka dan selalu berpandangan positif pada perubahan yang terjadi sembari mengarahkan perubahan tersebut ke arah perubahan yang lebih baik.

Ciri guru hebat selanjutnya adalah guru yang mau belajar banyak hal. Dari pengalaman belajarnya, guru tidak hanya mendapatkan ilmu baru tapi lebih pada rasa empati yang dirasakan guru terhadap proses belajar yang dijalani siswanya. Seorang guru juga harus kreatif dalam memberikan pembelajaran dan menciptakan inovasi-inovasi baru yang menarik sesuai dengan usia dan perkembangan siswa-siswanya, dengan inovasi-inovasi yang dilakukn guru, guru bisa menemukan bakat-bakat siswanya dan nantinya bisa lebih diasah lagi. Diera yang serba digital sekarang, dan menghadapi siswa diera 4.0, guru hebat juga harus menguasai ilmu dan teknologi sehingga guru bisa bersinergi dengan siswa-siswa yang kecendrungannya memang terhadap sesuatu yang bersifat digital.

Dari beberapa ciri guru hebat diatas yang terpenting dari seorang guru adalah, keinginan dari guru untuk melatih siswa pada bakatnya masing-masing, sehingga pengalaman belajar yang didapat siswa tidak hanya pengetahuan tapi lebih pada sesuatu yang bisa diterapkannya dimasa yang akan datang, menjadikan siswa-siswanya berprestasi diberbagai bidang.

Guru hebat bukan sebagai prediket kesombongan bagi seorang guru, prediket guru hebat merupakan pacuan semangat untuk para guru agar tetap berkarya, tetap berinovasi dan tetap mengembangkan kemampuan diri sendiri, mengajak lingkungan untuk terus belajar dan berkarya bersama. Dari tangan-tangan guru hebat akan melahirkan siswa yang berprestasi dibidangnya masing-masing. Guru yang mempunyai segudang prestasi tapi tidak bisa membuat siswanya berprestadi bukanlah guru hebat, karena sejatinya seorang guru harus menurunkan ilmu yang dia miliki untuk ditransfer pada siswanya. Prestasi siswa adalah bukti konkrit kehebatan gurunya.