Leni Rosmita

Hoby membacanya dari kecil belum memunculkan keinginannya untuk menulis dan berkarya lewat tulisan, hingga awal Mei 2020 ia membuka akun gurusiana dan mulai men...

Selengkapnya
Navigasi Web

Akal Sehat VS Hawa Nafsu

Oleh: Leny Rose

Bismillah…

Akhir-akhir ini banyak kita saksikan dan kita dengar berita-berita viral yang menyedihkan dan membuat prihatin. Ujaran kebencian, tindakan anarkis, suami bakar istri, istri bunuh suami, Guru menampar siswanya, Guru menghukum siswa makan sampah, dan berita lainnya yang membuat perih. Ujung-ujungnya masuk penjara dan dihujat netizen.

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah paling sempurna. Manusia diberikan kelebihan dari mahkluk lainnya yaitu akal. Seharusnya akal digunakan untuk mengontrol tindakan manusia agar selalu dijalur yang benar. Namun seringkali akal kalah oleh hawa nafsu manusia untuk berbuat kejahatan.

Manusia harus menggunakan akal untuk memilih jalan kebaikan. Dengan akal inilah manusia yang hina menjadi makhluk yang paling sempurna. Manusia yang lemah menjadi makhluk yang paling kuat di muka bumi ini. Manusia harus mampu memaksimalkan akalnya agar tidak mudah terjerumus dalam kejahatan yang akhirnya akan merugikan diri sendiri atau orang lain.

Dalam hal ini Rasulullah SAW telah menjelaskan bagaimana orang yang kuat dan bagaimana orang yang lemah dari sudut pemanfaatan akal. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa:

“Orang yang sempurna/kuat akalnya ialah yang mengoreksi dirinya dan bersedia beramal sebagai bekal setelah mati. Dan orang yang rendah/lemah adalah yang selalu menurutkan hawa nafsunya. Disamping itu, ia mengharapkan berbagai angan-angan kepada Allah.” (HR. Tirmidzi).

Selain anugerah akal, manusia juga diberi nafsu oleh Allah SWT. Nafsu ini juga menjadi ciri khas manusia dibanding makhluk yang lain. Jika malaikat tidak diberi nafsu sebagaimana halnya manusia, maka malaikat kedudukannya tidak lebih terhormat dari manusia. Fungsi nafsu adalah sebagai pendorong manusia untuk melakukan sesuatu bagi kebaikan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup di dunia.

Nafsu memberi dorongan manusia untuk melakukan yang terbaik di dalam kehidupan ini. Manusia yang sudah dibekali akal pikiran, harus mengoptimalkan dorongan nafsu baik bagi keberlangsungan hidupnya yang lebih baik. Manusia yang bisa mengendalikan nafsunya adalah manusia pilihan yang memiliki kedudukan sangat mulia baik disisi Tuhan maupun manusia. Tetapi sebaliknya jika manusia memperturutkan hawa-nafsunya, maka manusia akan menjadi makhluk yang paling hina dan rendah kedudukannya.

Semoga kita selalu menggunakan akal sehat sebelum berkata dan bertindak. Bukan menurutkan emosi, amarah cemburu dan dendam. Berfikirlah dengan akal sehat dan kendalikan hawa nafsu.

Sumber bacaan: https://smubatik1-slo.sch.id/blog/fitrah-manusia-dari-nol-0-menuju-ke-0-sebuah-edukasi-kehidupan.

#

Salam literasi

Ujungbatu, 030222

Tantangan Gurusiana Hari ke-34

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren ulasannya kak Ros. Sht sukses sllu

03 Feb
Balas

Ulasan yang mantap Bunda, informatif... sukses selalu.

03 Feb
Balas

Keren Bunda, sangat menginspirasi. Salam sukses selalu.

03 Feb
Balas



search

New Post