LEONORA FITRI AGUSTINA HUTABARAT

Saya adalah Guru Matematika di SMPN 116 Jakarta. Mulai bertugas dari tahun 2006 hingga sekarang. Saya lahir di kota kecil di Selatan Jawa Tengah...di kota Cilac...

Selengkapnya
Navigasi Web

GURU DI MATAKU (Tantangan hari ke-6)

Profesi guru tidak terlepas dari makna sebuah dedikasi. Seorang guru yang berhasil adalah guru yang dengan ikhlas mengabdikan dirinya, baik tenaga, pikiran, maupun waktunya untuk menjalankan tugas profesinya yaitu mendidik para peserta didik, generasi penerus bangsa. Untuk menjadi guru yang berdedikasi sebenarnya tidak mudah, karena dituntut suatu pengorbanan yang tak dapat dinilai dengan materi.

Berbeda dengan profesi lain yang memberlakukan “over pay” untuk “over time”, penghasilan guru tidak mendapat tambahan yang berarti walaupun ia melakukan pekerjaan lebih atau di luar dari waktu kerjanya, seperti mempersiapkan/ melatih siswa yang akan mengikuti suatu kompetisi, memberikan pelajaran tambahan atau remedial, mendampingi siswa yang membutuhkan bimbingan konseling karena masalah belajar atau keluarga, menangani kasus siswa, ataupun membuat administrasi mengajar yang terkadang harus dilakukan di sela waktu istirahatnya di rumah. Semua tugas tersebut dikelompokkan menjadi suatu tugas pokok profesi guru (tupoksi guru) yang oleh database Dapodik Kemendiknas hanya dihargai 24 jam linier dan dibayarkan sesuai gaji yang telah ditetapkan, tanpa ada tambahan sedikit pun untuk beban mengajar yang berlebih di lapangan. Hal ini tentunya menjadi suatu batu sandungan yang begitu besar bagi profesi guru, jika makna dedikasi tidak menyatu dalam sanubari seorang guru.

Nilai keberhasilan seorang guru tidaklah dilihat dari materi, namun kebahagiaan ketika melihat anak didik yang dicintainya sukses dan berhasil mencapai cita-cita hidupnya. Secara etimologi, guru berasal dari bahasa Sanskerta. ‘Gu’ berarti kegelapan dan ‘Ru’ berarti cahaya. Jadi guru adalah cahaya di dalam kegelapan. Sebagai cahaya, guru siap menerangi kegelapan di mana pun kegelapan itu ada, tanpa lelah dan tanpa mengharapkan pamrih, seperti cahaya matahari yang setia menerangi bumi. Kualitas ‘cahaya’ yang diberikan kepada peserta didiknya harus selalu maksimal, tanpa melihat latar belakang peserta didik ataupun besar/ kecilnya penghargaan terhadap profesinya. Jadi, guru berdedikasi adalah guru yang bekerja dengan hati, memberikan pelayanan prima kepada peserta didik, dan merasa bahagia ketika peserta didiknya berhasil menggapai impiannya.

Ketika seorang guru telah mengabdikan diri sepenuhnya pada profesinya, maka ia akan berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan hasil yang terbaik, baik bagi dirinya, peserta didiknya, maupun bagi sekolah tempat ia bernaung. Ia berusaha terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya untuk ditransfer kepada peserta didiknya semata-mata untuk mengembangkan kompetensi dan prestasi anak didik yang dicintainya. Ia akan terus meningkatkan prestasinya semata-mata untuk membawa nama baik sekolah yang dicintainya. Mendampingi peserta didik dalam lomba-lomba akademis maupun non akademis ataupun mewakili sekolah dalam berbagai ajang kegiatan diklat, seminar maupun kompetisi, tidak menjadi beban yang berat karena dirasa sebagai kesempatan yang berharga untuk memperluas wawasan. Dengan demikian, guru yang berdedikasi akan menelorkan guru-guru berprestasi yang penuh kreativitas menghasilkan karya-karya inovatif yang dipersembahkan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Sebagai pendidik, selain bertanggung jawab atas ketercapaian kompetensi akademik peserta didik, guru juga mempunyai tanggung jawab terhadap pembentukan karakter peserta didik. Pembinaan sikap atau karakter akan lebih baik tidak diajarkan secara teoritis ataupun verbal, tapi dengan contoh dan teladan dari sosok guru yang bermartabat. Beberapa contoh teladan sikap yang dilakukan oleh guru yang bermartabat adalah :

1. Sikap guru yang menghormati peserta didik tanpa melihat latar belakang mereka, akan diikuti dengan sikap siswa yang akan menghormati teman-temannya dan gurunya.

2. Sikap guru yang menghargai pendapat peserta didik, akan diikuti dengan sikap kerjasama dan toleransi siswa ketika bekerja dalam kelompok.

3. Sikap guru yang jujur dan obyektif dalam menilai peserta didik, akan diikuti karakter peserta didik yang jujur dan sportif.

4. Sikap guru yang selalu tepat waktu untuk hadir di sekolah atau di kelas, akan diikuti karakter peserta didik yang disiplin dan malu untuk terlambat.

5. Sikap guru yang selalu berkomitmen menepati jadwal ulangan, pengumpulan tugas, atau janji pemberian reward dan punishment, akan diikuti karakter peserta didik yang bertanggung jawab.

Jadi, pembentukan karakter peserta didik dapat dilakukan dengan efektif tanpa harus dihitung dengan point-point pelanggaran ataupun dengan berbagai ancaman hukuman yang pada hakekatnya bukan membentuk karakter tetapi cenderung memberikan rasa takut dan keterpaksaan yang dapat memicu terjadinya pemberontakan peserta didik terhadap guru. Dengan contoh atau teladan sikap, guru yang bermartabat akan membawa peserta didiknya juga menjadi manusia yang bermartabat.

#TantanganGurusiana

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bangga dong jadi guru

30 Jan
Balas



search

New Post