Menjadi manajerial bukanlah perkara yang mudah, tidak hanya sekedar tulisan jabatan dengan segudang tugas yang jika dijabarkan menjadi panjang x lebar x tinggi layaknya volume bangun ruang.  Tantangan demi tantangan pastinya akan dihadapi, tetapi pasti semua selalu ada jalan keluarnya.

Di awal menduduki sebagai manajerial, agak sedikit canggung dan kikuk. Walau sudah dibekali dalam Diklat Calon Kepala Sekolah ( CKS ) dan didampingi dalam On The Job Learning ( OJL ) Diklat CKS selama kurang lebih 3 bulan, bagaimana tidak??? Pendidik dan Tenaga Kependidikan ( PTK ) di sini merupakan angkatan jauh di atas usiaku yang masuk dalam angkatan millenial. Tetapi itu bukanlah hal yang menjadi masalah, karna bukan berarti angkatan yang sudah berusia tidak memiliki semangat yang tinggi. Bisa dilihat mereka masih memiliki semangat yang tinggi tak kalah dengan angkatanku.Di era 4.0 ini semua berbasis teknologi dan online, sehingga tidak sedikit yang merasa kebingungan dalam menghadapinya.

Zaman semakin maju, tidak lagi membutuhkan banyak kertas dalam pelaporan tetapi langsung bisa di kirimkan melalui jaringan internet.  Ini berarti mau tidak mau, suka tidak suka dan bisa tidak bisa kita harus mengikuti zaman yang semakin canggih ini. Dengan keterbatasan yang dimiliki bukan berarti harus berhenti untuk belajar. Kami saling berbagi, sharing satu sama lain. Saling melengkapi kekurangan yang kami miliki. Qodarullah bukan, Allah menciptakan manusia dengan kelebihan dan kekurangannya. Karna kesempurnaan hanya milik Allah semata.

Tidak ada batasan di antara kami, ketika semua bekerja maka kita bekerja semua. Kita memiliki tugas dan kewajiban masing - masing sesuai dengan tupoksinya. Tidak lupa disampaikan kembali Standar Operasional Prosedur ( SOP ) dan Standar Pelayanan Minimal ( SPM ) Aparatur Sipil Negara ( ASN ). Tanpa harus diingatkan kembali, mereka sudah paham apa yang harus dikerjakan. Mana batasan - batasan dan peraturan yang ada, yang menjadi kewajiban dan larangannya.

Memanajeriali sekolah yang sekaligus sekolah inti bukanlah perkara yang mudah, selain harus fokus pada sekolah sendiri juga harus berbagi untuk fokus pada sekolah - sekolah imbas yang berada dalam satu gugus. Dengan kerjasama, kolaborasi dan koordinasi antara satu dan lainnya menjadikan semuanya mudah dikerjakan . Ibarat satu tangkai lidi yang tidak begitu berarti jika hanya satu, tapi ketika disatukan akan memiliki manfaat.

Ah, sepertinya arah tulisan ini tidak teratur arahnya...

Kemarin, bungsuku yang sakit dan harus dibawa ke klinik untuk mendapatkan penanganan dokter. Sekarang sambil menunggu panggilan masuk, aku menyempatkan untuk menulis agar tak tertinggal tantangan di hari ke - 6 ini...

Semoga konsisten sampai 90 hari ke depan....