#4

.

Tak terasa setahun tiga bulan terlewati. Kepindahannya ke kampung halaman membuat kami jarang bertemu muka. Meskipun demikian, kami sering bertukar kabar via chat atau bertelpon di kala senggang.

Dua hari lalu, Jumat sore ia mengabari akan berangkat ke Padang. Kala itu ia sedang mengikuti Perjusami di sekolah tempatnya mengabdi. Aku menjawab "oke" saja. Ku pikir ia baru akan ke Padang minggu sore sepulang dari perjusami. Tiiing!!! Notifikasi chat berbunyi. Ku lihat ada pesan masuk darinya kemarin siang. Ia mengabarkan sudah dalam perjalanan ke Padang.

Semalam tanpa kabar. Jelang magrib tadi tiba-tiba terdengar bunyi motor berhenti di depan rumah. Ku intip dari balik jendela. Ternyata ia dan adik angkatnya. Mereka pulang dari pasar membeli bahan-bahan untuk membuat bakpao. Ia mengajakku ikut ke rumah mama angkatnya.

Lepas magrib, kami berangkat. Tak lama tiba disana, ia langsung mengaduk-aduk bahan bakpao. Kami lalu membuat bakpao bersama. Saat ia tinggal di Padang, ia biasa membuat bakpao. Rasa bakpao yang ia buat terasa enak di lidahku. Tak cukup satu atau dua. Paling tidak tiga atau empat memakannya. Pernah aku menemukan bakpao di warung, namun rasanya tak seenak yang ia buat. Jadi, pertemuan kali ini adalah pengobat rindu atas rasa bakpao yang pernah menempati ruang di lidah kami.

.

Padang, 27 Maret 2022