Lia Windari

Guru biasa yg ingin terus belajar dan berbagi..😊...

Selengkapnya
Navigasi Web

Lelah Enggan Menyapa (Bag. 16)

Entah kenapa ada sesuatu yang hilang kurasakan ketika setelah selesai diwisuda. Di satu sisi aku bahagia telah menyelesaikan studiku, telah menepati janjiku kepada kedua orang tuaku, tapi disisi lain aku merasakan kehilangan yang amat dalam. Aku pasti akan sangat merindukan kampusku, aku pasti akan sangat merindukan para sahabat – sahabatku, dosen – dosenku.

Ada berbagai macam rasa disana. Kebahagiaan, ketenangan, keceriaan, kekonyolan, suka duka, perjuangan dan pengorbanan, aku rasakan disini bersama para sahabatku. Dan kini mereka harus kembali kerumah mereka, ke daerah masing – masing dan entah sampai kapan kami baru akan bertemu kembali. Dan inilah saatnya kami memulai menjalani setapak demi setapak perjalanan cita – cita yang telah kami impikan bersama.

Setelah wisuda, aku juga masih aktif di kegiatan organisasiku selain tugasku mengajar. Aku suka berorganisasi karena banyak wawasan dan pengalaman yang aku dapatkan disana, bisa saling berbagi dan peduli dengan yang lain, mengenal banyak karakter, dsb. Hanya saja aku berorganisasi tidak lagi di kampus tetapi organisasi yang ada dikotaku.

Selang sebulan aku diwisuda, ada beberapa kali laki – laki datang kerumahku, menyatakan keseriusannya kepadaku. Aku berkata kepada mereka : “kalau memang mau serius, langsung melamar aku, membawa orang tua”. Mereka berkata bahwa mereka belum punya modal, harus menunggu 2 tahun lagi, ada yang mengatakan lagi bahwa masih mengambil S-2 , nunggu selesai S-2 nya. Ada lagi yang mengatakan, masih lanjutin sekolah untuk mengambil jabatan kepala bagian, dan sebagainya. Intinya mereka menyuruhku menunggu mereka sampai batas waktu yang gak tau kapan tetapi mereka mau ada status denganku. Oh NO !...Aku tidak mau menghabiskan waktuku untuk menunggu seseorang yang tidak pasti, belum tentu juga ia jodohku dan belum tentu ia juga setia kepadaku. Umurku berjalan terus. Aku berkata kepada mereka : “Kita jalanin saja apa adanya, tidak ada ikatan apapun. Kalaupun itu ada ikatan, maka ikatan itu adalah ikatan pernikahan yang sah, bukan Pacaran. Kalau kita berjodoh maka Allah akan mempertemukan kita kembali. Maka percaya saja pada Allah, kita serahkan ke Allah saja..” Itu jawabku. Alhamdulillah mereka menerima alasanku. Aku berserah kepada Allah, siapakah diantara mereka yang akan jadi jodohku atau mungkin Allah akan mengirimkan jodoh yang lain ?....(bersambung)

Tantangan Menulis hari ke -27

#TantanganGurusiana

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post