Sudah beberapa kali Dara minta dibelikan sepatu sama orang tuanya. Sepatunya sudah rusak dan sudah lama dipakai mulai dari kelas IV sampai mau naik kelas VIII. Setiap diminta alasan orang tuanya, belum ada uang, nunggu uang terkumpul dulu. Dara memaklumi alasan orang tuanya, karena ayahnya hanya seorang supir, sedangkan ibunya hanya ibu rumah tangga biasa. Bukannya tidak mau membantu suaminya mencari tambahan penghasilan, tapi harus menjaga adik Dara yang berusia setahun.

Melihat kondisi orang tuanya, akhirnya Dara tidak meminta lagi, jika ibunya memberi uang jajan Dara menyisihkan sebagian bahkan kadang Dara rela tidak jajan agar bisa membeli sepatu. Dara terkenal pintar dan rajin di kelasnya. Karena mendekati ujian kenaikan kelas, Lia sahabatnya meminta Dara mengajari Matematika. Dengan senang hati Dara menerimanya, dua kali seminggu Lia belajar Matematika dengan Dara.

Dara mengajar Lia Matematika dengan tulus dan tidak minta bayaran atau imbalan. Orang tua Lia sangat senang karena selama belajar bersama Dara, Lia semakin rajin belajar dan nilainya meningkat saat pembagian rapot kelas VIII. Sebagai ungkapan terima kasih orang tua Lia memberikan kado untuk Dara, kebetulan Dara baru berulang tahun seminggu yang lalu. Dara tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Lia dan orang tua Lia.

Saat Dara membuka kado tersebut, Dara sangat terkejut seperti mendapat durian runtuh, ternyata isinya sepatu dan perlengkapan sekolah serta sebuah amplop berisi uang dengan jumlah yang lumayan banyak. Dara sangat bahagia dan terharu, ternyata Tuhan memberikan apa yang dia impi-impikan. Dara menyerahkan amplop ke ibunya. Ibunya sangat terharu dan menangis saat Dara menceritakan dari mana uang tersebut, tidak menyangka anaknya berpikir dewasa, pada hal usianya masih muda tapi sudah membuat orang tuanya bangga. Bjm, 090922