Hadiah Membawa Petaka
Rian putera semata wayang Pak Tino terkenal dengan kepandaian dan kerajinannya. Meskipun Rian anak tunggal tidak dimanja orangtuanya, Sejak sekolah Dasar sampai sekarang kelas XII di SMU swasta terkenal di kotanya, Rian selalu berprestasi. Karena jarak rumahnya dengan sekolah harus menempuh waktu sejam perjalanan, maka sejak kelas X orangtuanya memutuskan Rian ngekos dan setiap Sabtu pulang ke rumah.
Tahun ini ulang tahun Rian yang ketujuh belas. Pak Tino dan istri ingin memberikan hadiah spesial untuk Rian. Setelah berdiskusi akhirnya mereka memutuskan untuk membeli sepeda motor ninja yang sudah lama di damba-dambakan Rian. Motor sudah diantar ke rumah sehari sebelum ulang tahun Rian. Karena tidak sabar, Pak Tino memoto sepeda motor yang menjadi hadiah ulang tahunnya besok dan mengirim ke Rian. Rian sangat senang dan langsung menelepon ayahnya, ingin pulang sekarang juga mau melihat hadiahnya. Pak Tino tidak setuju, tetapi karena bahagianya, Rian tidak mendengar saran Pak Tino dan tetap pulang menggunakan angkot.
Sejam setelah berkomunikasi dengan Rian, tetiba ada telepon masuk ke HP Pak Tino, ternyata dari polisi mengabarkan bahwa telah terjadi kecelakaan antara truk dan angkot. Ada beberapa orang korban luka dan atas nama Rian meninggal di tempat. Jenazah sedang di urus di rumah sakit. Mendengar berita itu, hati Pak Tino hancur berkeping-keping, menangis sejadi-jadinya istrinya pun ikut menangis. Tak sanggu rasanya mendengar berita itu. Mendengar jeritan Pak Tino dan istri, tetangga berdatangan. Pak Roy mengantar Pak Tino da istri ke rumah sakit, sedangkan tetangga lainnya membereskan rumah.
Sampai di rumah sakit, Pak Tino dan istri menangis histeris, ternyata benar anak mereka Rian telah tiada. Setelah menyelesaikan administrasi, jenazah Rian dibawa ke rumah. Di rumah jenazah Rian di semayamkan dekat motor yang harusnya jadi hadiah ulang tahunnya besok. Para pelayat ikut bersedih melihat hancurnya hati suami istri itu.
Keesokan harinya, tepat dihari ulang tahunnya yang ke tujuh belas, Rian dimakamkan. Banyak pelayat yang mengantarkannya ke peritirahatan terkhir. Selain teman-teman sekolah dan guru, kerabat, dan handaitaulan. Ada penyesalan mendalam di hati Pak Tino, mengapa dia membeli kado itu, coba tidak dibeli tak mungkin semua ini terjadi. Istrinya yang menguatkan bahwa semua sudah diatur oleh Sang Khalik, tidak ada yang tahu akan umur seseorang dan kapan berpulang. Untuk mengenang Rian, motor yang seharusnya menjadi kado Rian dipajang di sebuah ruangan khusus. Bjm, 290822
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Suratan kisah yang memilukan. Keren, Bun.
Kusah yg selalu inspiratif bunda. Luar biasa
Terima kasih Pak Tri, salams sehat dan sukse selalu.
Kisah yg sangat sedih ya Bunda, semoga menjadi pelajaran unt semua. Salam sehat dan sukses selalu.
Betul Bunda Rina, sebenarnya ini cerita nyata dari keluarga tetangga. Terima kasih Bunda Rina, salams sehat dan bahagia selalu.
Goresan-goresan karya Ibu Libe bercirikan kelugasan amanat. Dapat ditangkap pesan yang disampaikan penulis. Mantap.
Terima kasih Bunda Sri, ini kisah yang sesungguhnya dari tetangga. Salams sehat dan bahagia selalu.
Smga mjdi pembelajaran unt ortu.
Terima kasih Bunda Sisca, salams sehat dan bahagia selalu.
Kasihan sekali, cerita yang menarik untuk pembelajaran kita semua. Sukses Bu Libe Mart
Terima kasih Pak Rochadi, salams sehat dan sukses selalu.
Tragis sekali kisahnya Bu Libe. Kasihan...Semoga baik -baik saja.
Terima kasih Bunda Alina salams sehat dan bahagia selalu.
Kisah yang mengharukan Bund. Tak terbsyang kesedihan orang tuanya. Sehat dan sukses Bund Libe
Terima kasih Bunda Seir, salams sehat dan bahagia selalu.
mantap keren cadas...kisah keren menewen, mencerahkan...salam literasi sehat sukses selalu bunda Libe bersama keluarga tercinta
Terima kasih Pak Sigiharto, salam sehat dan sukses selalu.
Kisah yang mencerahkan. Sehat dan sukses selalu bunda
Terima kasih Pak Sudiwanto salam sehat dan sukses selalu.
Kasihan sekali, cerita yang menarik untuk pembelajaran kita semua. Sukses Bu Libe Mart..selalu keren kisahnya..
Terima kasih Bunda Eva, salam sehat dan sukses selalu.