Selama dua tahun menikah, rumah tangga Roni dan Dita adam ayem semua berjalan baik, tidak ada masalah ekonomi karena mereka berdua bekerja, keluarga kedua belah pihak pun tidak ada yang mencampuri urusan rumah tangg mereka. Namun, akhir-akhir ini, semua berubah saat Roni behenti bekerja, karena pengurangan karyawan di kantornya. Saat Roni menyampaikan bahwa dia berhenti bekerja, Dita hanya terdiam dan memotivasi Roni mencari pekerjaan yang baru dan semoga dapat pekerjaan yang lebih baik.

Sudah tiga bulan Roni berusaha mencari pekerjaan tetapi belum ada juga. Hal ini membuat Roni lebih emosional dan kadang murung, Dita serba salah bingung mau berbuat apa. Dita sudah bicara baik-baik, tidak masalah Roni belum dapat pekerjaan yang penting sabar dan terus berusaha mencari namun Roni malah marah-marah mengatakan supaya Dita meninggalkannya karena tidak ada lagi gunanya sebagai kepala keluarga, yang lebih menyakitkan lagi Roni pernah bicara apa tidak malu punya suami pengangguran, apa kata orang nanti. Namun Dita tetap bersabar dan berjanji tidak akan meninggalkannya apa pun masalah yang dihadapi dijalani bersama.

Kesabaran Dita berbuah manis, setelah delapan bulan suaminya tidak bekerja, Roni diterima bekerja di sebuah perusahaan besar dan gaji yang besar, membuat ekonomi keluarga Roni semakin meningkat. Tidak terasa, setahun sudah Roni bekerja di perusahaan tersebut, suatu sore, saat Roni pulang bekerja, Dita memberi kabar baik yang membuat hatinya berbunga-bunga, Dita mengandung buah hati mereka. Roni sangat bahagia dan tak terasa air mata membasahi pipinya. Mengetahui istrinya mengandung, Roni meminta Dita agar berhenti bekerja dan fokus untuk menjaga kesehatannya dan calon si buah hati yang sudah lama dinanti. Tanpa banyak pertimbangan Dita menerima saran suaminya. Bjm, 190922