Menguji Kesabaran
Dela, Mike, Fino, dan Anto satu kelompok pelaran Bahasa Indonesia, Mereka ditugaskan Bu Sinta membuat poster dengan tema Pendidikan, lingkungan hidup, dan narkoba. Setelah berdiskusi, mereka sepakat kerja kelompok di rumah Anto dengan alasan teman yang lain tidak terlalu jauh jaraknya. Mereka berjanji bertemu di rumah Anto jam enam belas dan masing-masing membawa bahan sesuai yang sudah ditentukan. Karena rumah Fino dekat dengan toko alat tulis (ATK), maka Anto menitip bahan yang harus dibawanya ke Fino.
Tepat pukul enam belas, Dela, Mike, sudah sampai di rumah Anto. Setelah menunggu tiga puluh menit Fino tidak datang juga. Anton mencoba menghubungi Fino, tetapi tidak bisa, karena Fino tidak ada hand phone. Mereka menunggu hingga sejam tapi, Fino tidak datang juga. “Ah, gimana donk, Fino nggak tanggung jawab banget sih!” ujar Mike kesal. “Benar, kita dah nunggu sejam di sini, itu jam karet namanya!” timpal Dela. Mendengar temannya sudah gelisah, Anton bingung “Bagaimana kalo kita kerjakan dengan bahan yang ada dulu aja?” kata Anton.
“Boleh juga, daripada nunggu kelamaan!” ucap Dela. Dela, Mike, dan Anton mulai mengerjakan poster dengan bahan yang tersedia. Setelah lima belas menit mengerjakan, Fino baru muncul. Dengan tergopoh-gopoh Fino turun dari sepeda motor sambil membawa bahan yang diperlukan untuk membuat poster. Fino belum meletakkan barang yang dibawanya “Lama bangat sih Fin, kami dah bosan nunggu tau, kalau janji ditepatin donk!” semprot Dela. “Udah, Del, biar Fino tenang dulu!” ucap Anton tegas. “Ma, maafkan saya teman-teman, saya terlambat karena toko ATK dekat rumah saya tutup, jadi saya mampir di toko ATK yang lain. Nah, di toko itu bayarnya antre, saya juga harus nunggu ojek biasa, karena saya tidak ada hand phone!” ucap Fino sambil terengah-engah.
Suasana menjadi tegang “Maaf Fino, kami tidak tau, klo begitu kejadiannya!” ucap Dela dengan wajah tertunduk. “Iya, maafkan kami Fin, terima kasih sudah cape-cape mencari dan membawa bahan poster kita!” ujar Mike. “Iya, nggak apa, skali lagi saya minta maaf!” ucap Fino. “Ya, sudah, biar tugas kita cepat selesai, ayo, kita kerjakan sekarang!” ujar Anton mencairkan suasana. Mereka pun mengerjakan tugas dengan suasana hati yang tenang. Karena dikerjakan bersama dan dengan hari yang tenang, akhirnya tugas merekapun selesai, tinggal dikumpul saat pelajaran Bahasa Indonesia. Bjm, 120922
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen cernaknya, Bunda. Salam literasi
Terima kasih Pak Dede, salams sehat dan sukses selalu
Kisah yang mendidik. Bangganya punya anak2 yang bertanggung jawab begini. Keren, Bun
Terima kasih Bunda Erna, salams sehat dan bahagia selalu
Pesan kebersamaan terselip indah dalam cerita. Semoga sehat dan sukses selalu buat Ibu Libe Mart Cerita
Terima kasih Pak Heru, salam sehat dan sukses selalu
Cerita anak yang keren bunda
Terima kasih Bunda Sofia, salam sehat dan bahagia selalu
Mantap Bunda. Ada pesan moral di balik cerita.
Terima kasih Bunda Rina, salam sehat dan bahagia selalu
Keren cernaknya bunda Libe, berbaik sangka sama teman. Semoga sukses selalu
Terima kasih Bunda Sri, salam sehat dan bahagia selalu
Amanat yang edukatif. Sukses berkarya Ibu Libe.
Terima kasih Bunda Siti, salam sehat dan bahagia selalu
Wah...pelajaran yg keren ini. Jd latihan sabar & tdk berburuk sangka. Seeeppp bunda
Terima kasih Bunda Sisca, salam sehat dan bahagia selalu
Kisah yang sarat pendidikan karkter, keren Bu Libe Mart
Terima kasih Pak Rochadi, salam sehat dan sukses selalu
Kisah yang inspiratif, Bu. Terkadang kita juga seperti itu, menghakimi orang lain tanpa penjelasan lebih dulu. Salam sukses, Bu.
Terima kasih Bunda Cicik, salam sehat dan bahagia selalu
Handphone penting untuk komunikasi. Keren
Terima kasih Bunda Fifit, salam sehat dan bahagia selalu
Sukses selalu dengan cernaknya Bunda..
Terima kasih Bun Musda, salam sehat dan bahagia selalu
Kisah yang menginspirasi. Salam sehat dan sukses selalu
Kisah yang keren dan inspiratif Bu Libe. salam sukses selalu.
Terima kasih Bunda Salamah, salam sehat dan bahagia selalu