Lies muhshonati

Navigasi Web
AKU, GURU dan HARIKU

AKU, GURU dan HARIKU

Yang tersisa dari hari Guru

Hari Guru 25 Nov.2021

 

AKU, GURU dan HARIKU

Setiap kali tiba tanggal 25 pada bulan November, saya merasa resah.

Rasanya tak ingin diberi ucapan "Selamat Hari Guru...terimakasih guru hebat..." dan berbagai ucapan selamat yang rasanya membuat nyesek, ingin menepis juga. 

Perasaan antara senang sekaligus malu bercampur galau! Bagaimana tidak, bagi saya pribadi , banyaknya kalimat indah ditimpali beragam pujian, terus terang membuat saya risih dan semakin gamang. 

Apa betul saya guru hebat? Apa betul saya guru pahlawan? Apa betul saya tanpa tanda jasa? Oh...sebentar ya?

Saya merasa belum menjadi guru yang  totalitas, yang sebagian terbesar masa hidupnya bertumpu dan fokus pada anak-anak didiknya. Saya terpaku dengan atribut-atribut hebat yang diberikan anak-anak kepada saya, karena saya sesungguhnya tidaklah sedemikian rupa.

Pikiran saya berlarian kesana kemari. Saya mulai membayangkan kondisi sulit yang dialami beberapa teman sejawat di belahan pulau-pulau terpencil nun jauh disana.

Yang mungkin terpaksa menjinjing alas kaki menyusuri ngarai, sungai dan jalan-jalan terjal berliku itu. Amboi…makin miris dan teriris. Dia luar sana saya dengar, dan saya lihat, banyak sejawat yang berjuang hingga titik nadir mereka. TS yang berjibaku susah payah, terus menguntit anak-anak, yang bahkan membacapun masih patah-patah. Yang tiada bosan memompakan semangat pantang menyerah. Yang ihlas melantunkan bisikan doa-doa terbaik bagi kehidupan masa depan anak-anak itu. Yang mencurahkan waktu, tenaga, biaya bagi sebagian yang sedang terpuruk. Sungguh semoga balasan surga bagimu wahai rekanku, doa saya pula tercurah untukmu , kesehatan, keberkahan atas engkau dan keluarga engkau. Amin.

Saya sedang membicarakan diri sendiri dalam dunia fiksi   atau fiksa jika memang itu nyata sebagai sebuah fakta.

Saya memang mengajar, saya memang masuk kelas, tetapi saya tak yakin sudah memberikan terbaik saya untuk mereka.

Saya memang membuat RPP, saya sesekali membawa media, sayapun memiliki seperangkat alat mengajar.. ehmm…Tetapi tetap saja resah ini kadang berkepanjangan bergulat membuat penat.

Walaupun pada akhirnya saya berhasil menepisnya, membuang perasaan bersalah itu. Ah, jika itu batas kemampuan saya, ya maafkanlah nak...

Baiklah, pada kesempatan yang baik ini, saya kirimkan doa bacaan Fatihah, pada guru-guru saya yang tlah berpulang keharibaanNYA. Semoga Allah SWT menerima amal baik dan kebajikan beliau semua,amin.

Selanjutnya, biarlah saya melanjutkan langkah bergulir bersama berjalannya waktu. Menjalani  plus-minus sebuah jaman. Setua apapun saya, toh saya tak punya pilihan lain, selain terus berjalan beriringan , berdampingan dengan anak-anak yang terlahir dari jamannya.

Saya gagap dengan perubahan jaman itu? Memang! Tetapi besar pengharapan saya bahwa anak-anak itu mungkun akan menjadi guru saya, pada hal-hal tertentu. Dan pada saat tertentu mereka tetaplah menjadi anak-anak saya, karena selamanya saya adalah guru bagi mereka.

Bagaimanapun, saya akan meneruskan kicauan pada anak-anak saya, tentang betapa dunia tak hanya butuh orang-orang pintar saja. Bagaimana integritas dan karakter menjadi yang utama dan selalu pertama! 

Tentang betapa perubahan yang terjadi berjalan dengan sangat cepat, memaksa semua berlari lebih cepat.

Saya akan terus bercerita tentang sebuah negri antah berantah yang elok tiada tara. Yang semua alamnya adalah tempat bersekolah. Dan semua pohonnya adalah pena . Semua sungai yang mengalir jernih adalah tintanya. Betapa deru angin, dan gerak daun adalah mata pelajaran. Alam adalah tema tiada selesai untuk didiskusikan. Ia selalu mumpuni dan tanpa batas!

Saya tak mau terpuruk dalam genang air mata lagu-lagu pilu menyayat batin, "...Guruku tersayang...guruku tercinta tanpamu apa jadinya aku...tak bisa baca tulis mengerti banyak hal guruku terimakasihku...🎶🎶air mata ini seperti memberi tanda bahagia, bahwa asa selalu ada. Dan guru-guru hebat lagi mulia itu NYATA ADANYA!

 

SELAMAT HARI GURU

#HGN2021

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bu Lies, lama.saya termenung membaca ulasannya dan menyadari bahwa seharusnyalah rekan kita yang bertugas di desa terpencil yang jauh dari segala fasilitas apalagi teknologi merekalah yang mendapatkan kado dan lagu pujian, sementara kita terkadang mengajar dengan sarana dan prasarana yang wah..tak sebanding pengorbanan kita dengan bapak/ibu guru yang bersampan atau jalan kaki puluhan kilo demi mencerdaskan anak bangsa.Salam kenal dan sukses selalu buat bu Lies

30 Nov
Balas



search

New Post