Anak Mereka, Ujian Anda
Tantangan 363
19 Januari 2021
Anak Mereka, Ujian Anda
Ctt:Lm
Saya mulai menyukai menggertak anak-anak. Menekan dan sama sekali tak memberi mereka peluang raib! Saya mulai mengumbar kekesalan saya ! Saya pikir inilah saat mereka diberi tindakanan keras.Membukakan mata mental mereka bahwa hidup ini makin hari makin keras, makin ganas! Tak ada belas kasih. Jangan mimpi ada welas asih. Jaman berubah,melesat tak terkendali bagai anak panah yang terlanjur melesat. Tak seorangpun bisa menahan lajunya. Maka jika kalian cuma bengong, bego, lontang-lantung tak jelas arah...
"He! Kamu,kamu..kalian ini menunggu apa? Kurang keras tergencet keadaan? Kurang perih diiris penderitaan?! Dimana kamu tlah letakkan otak kamu ha?! Teruskan saja bermalas-malasan jika kurang puas dengan sesaknya kemiskinan? Perihnya lambung menahan lapar? Aku, atau siapapun tak bisa membantu kalian lagi. Cukup sudah energi ini terkuras oleh kalian? Hidup dan matilah sendiri! Jangan mencari siapa-siapa lagi. Hidup memang kejam nak!"
Kemarahan paman meledak, bagai petir di gelapnya awan musim hujan. Wajah kumal, bau dan kacau itu sekelompok anak-anak muda dengan asesoris tak jelas melekat dibeberapa bagian tubuh mereka. Kalung, gelang, anting dikedua telinga dan ujung hidung yang ditindik memerihkan mata paman. Kaki telanjang mereka yang hitam dengan kuku-kuku panjang bagai drakula. Sekelompok pemuda malang, menguji nyali setiap orang yang masih memiliki empati?
Dan seseorang dengan jilbab seadanya. Baju tanpa padu padan yang pas. Muncul dari mulut gang. Diatas kepalanya tersusun bakul, panci dan ember plastik. Seonggok krupuk puli menggunung diatas kepala tuanya. Ibu! Ibu tak bermuka masam seperti paman. Tapi juga tak tersirat senyum dengan rasa suka. Ibu, hati ibu menghambar sejak lama. Selaksa kepahitan adalah kawan setia, hingga ia menjadi terbiasa. Jangan tanya air mata, itu sudah sangat lama paceklik, mengering.Ibu berhenti menghampiri anak-anak gardu itu, demi dilihatnya paman. Tak ingin dibantu, ia meletakkan dagangan yang masih utuh itu di lantai gardu.
"Makanlah jika kalian lapar, ini ibu bungkuskan lima, cukup kan? Jangan ngutil, jangan nyuri, makan ini.ibu tak lama, azan ashar nanti ibu harus sudah sampai langgar mak Aji. Kalian tak bisa sholat, najis semua, berapa hari tak ganti baju. Ibu, pikirkan diri ibu cukup makan. Ibu bisa tidur cukuplah.kaki ibu tak linu, punggung ibu bisa rukuk, cukuplah. Ibu tak punya nasihat, kalian sudah kenyang. Ibu mengerti beratnya berubah. Jika nyaman seperti ini, atau mencoba kenyamanan lain yang lebih membuat kamu layak hidup terhormat, marilah... Mulailah. Kelak anak istri kamu , mereka akan bangga menyebut nama kamu. Bagaimanapun nama itu disambut bahagia oleh orang tuamu. Jangan pernah salahkan siapapun, atas apapun. Sudah jangan membuat lubang luka lebih dalam. Pulang, mandilah di rumah kontrakan ibu. Ataupun jika tetap di jalanan, ibu akan kirim makan malam kalian di sini setelah isya. Ibu ada dirumah jika tidak sedang jualan. Rumah ibu tak pernah dikunci. Ibu hanya ngajar ngaji lepas asyar. Ibu pergi dulu le... "
#tantanganGurusiana ke-363
😥😞
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar