MARAH

Ctt.Lies Ms

" Masa kritis seseorang itu tampak saat Marah! Amati saja, bagaimana seseorang dengan cerdas mengelola kemarahannya. Cek sekali lagi, lalu perlahan-lahan, putuskan apakah ia kemudian patut dipertahankan! Atau disisihkan dari storage pikiran kita. Jika memang toxic dan lebih banyak sampah, di delete saja, "gpp"!.

Amankan! betul, sebaiknya anda mengamankan sebuah sistim tubuh dengan kompresor rumit dari hal-hal yang membuat riweh batin kita. Ini menejemen yang lumayan komplek yang anda harus latihkan pada diri anda loh...

Putuskan apakah seseorang itu layak dilupakan atau dipertahankan.

Walaupun ini tidak berarti anda serta merta menjarakan pergaulan.

Sebagai mahluk super sosial, toh anda tidak akan bisa menghindarkan dari kehidupan sosial, ini tak terelakkan.

Hanya, kedekatan fisik bisa jadi tanpa beban. Mengalir sesuai arah air wak! Bergaullah, berbincanglah, tetap berbaiksangka lah. Santuy saja lah...hehe.

Dan kembali pada topik awal tadi. Bahwa kemarahan itu milik siapa saja, pernah menimpa siapapun, dimanapun, kapanpun!

Jadi ga usah anda menjadi terbebani dan menyalahkan diri sendiri bahwa anda pernah salah merespon perasaan marah.

Dan keputusan ada di tangan anda. Maka saat momen itu tiba, diam saja! Berhentilah melakukan sesuatu. Rasakan peperangan batin itu sebagai tantangan, jika mampu bahkan nikmati sebagai ujian, "seperti apa kemarahan ini akan saya selesaikan!"

Saran saya sih, langkah pertama adalah diam. Menarik nafas dalam-dalam, bisikkan ucapan istighfar dengan lirih (jangan kenceng-kenceng ya? ) tar lawan anda lebih meradang, jadi makin panas tar hihi...

Jika anda sedang berdiri duduklah. Jika belum mendamaikan , berbaringlah. Jika tidak juga meredakan perasaan marah anda...berwudhulah!. Sempurnakan dengan sholat. Dan jika itupun masih pula berlanjut...hubungi dokter anda...hahahah...

#kelolamarah

220916lm

😅😊🤣🏋‍♀️🏋✌️😝😁