PEREMPUAN CERDAS DI USIA KE-23

Ctt. Lies Ms

Saya merasa tergelitik saat menghadiri peringan HUT Dharma wanita persatuan pada Rabu, tanggal 7 bulan 12 yang lalu.

Apa itu? Saat membaca tema yang diusung pada peringatan yang ke-23 kali ini;

“Membangun Perempuan Cerdas Untuk Memperkuat Ketahanan Keluarga di Era Digital.”

Hemm...saya membayangkan perempuan 23 tahun, dengan lukisan ideal. Secara fisik ia tampak ideal, tinggi dan berat seimbang. Kulitnya tidak selalu putih, tapi ia tampak bersih. Cara berkomunikasinya bagus, otaknya encer , memiliki pengetahuan dan praktik mumpuni. Ia bisa mengelola semua urusan dan kewajibannya sedemikian rupa, secara cermat dan tepat, hihi...

Iya, pikiran saya memang mengkorfirmasi banyak hal dari tema tersebut.Banyak gambaran terlintas di benak saya jadinya...

Apa itu perempuan cerdas, siapa perempuan itu? Bagaimana ciri-ciri perempuan cerdas itu, dan banyak lagi lainnya.

Bagi saya tema ini sangat pas untuk diusung. Bagaimana tidak, sebagai perempuan, saya kadang merasa gamang, menghadapi anak-anak di jaman tehnologi cepat seperti saat ini, alangkah kompleknya persoalan yang timbul antara kami sebagai ibu dan juga pada anak-anak itu sendiri. Mereka dalam perjuangan yang tidak bisa dianggap mudah menghadapi gempuran jaman. Pula seorang ibu yang kelimpungan mencari format jitu yang menguntungkan kedua-duanya.

Belum lagi persoalan klise , saat membagi waktu bagi keluarga terutama kebersamaan bersama suami!. Apalagi bagi perempuan bekerja di luar rumah. Dilema prioritas urusan kedinasan dan urusan keluarga, seakan tak pernah usai.

Bagi mereka, cocokan waktu kapan bisa bertemu tanpa laptop tanpa deadline sering menemukan jalan buntu.Istri bisa, suami tidak, suami bisa, istri tidak...hmm...

Bagaimana bisa menjadi istri cerdas jika waktu berbicara dan waktu membersamai suami saja sulit diupayakan?

Karena bagi saya istri cerdas itu istri yang pandai mengelola waktunya untuk suami dan anak-anaknya!

Istri yang ditengah kesibukannya, tetap memiliki kemampuan menejemen waktu bagi suami dan keluarga.

Jadilah saya, sering berpura-pura santai, tenang, senang saat bersama suami atau anak-anak. Seakan-akan semua deadline pekerjaan telah tuntas selesaikan! Dan saat mereka semua terlelap, mengendap turun memburu tenggat!

Qiqiqi...itulah, karena beragam tugas dan tagihan seakan tiada habisnya, patah tumbuh hilang berganti. Satu selesai satu tiba, bahkan tak jarang datang semua bersamaan di waktu yang sama.

Jika itu terjadi, dengan terpaksa saya merayu suami, berterus terang dan meminta ijin bahwa selama beberapa hari ke depan saya ada kesibukan yang urgen.

Mungkin saya tidak memasak, mungkin seminggu ini saya melaundry kan cucisn dan lsin-lain.

Komunikasi yang baik , yang tulus menjadi kata kunci. Hingga bahkan suami pasang dada untuk kegiatan rumsh tangga yang tidak bisa kita tanggung sementara waktu.

Sekali lagi, komunikasi dengan etika tinggi ternyata bisa menjadi kunci keharmonisan keluarga. Ini , saya rasa adalah bagian dari bagaimana menjadi perempuan cerdas.

Selamat Ultah ke-24 Dharwa Wanita Persatuan. Di usia beliamu , engkau sudah pada trak yang bagus, lurus dan memberkahi. Berbagai kegiatan lomba, santunan dan pembenahan ketrampilan mengelola administra dan lain-lain, patut diacungi jempol.

Dan tersirat keharuan saat berkesempatan memotret Ibu Ketua Dharma Wanita, dari jauh, ibu Ir. Senthit Hadiani M.Pd, berdampingan dengan Bapak Drs. Trisilo Budi Prasetyo, MM. Tidak bisa saya gambarkan, yang jelas ada gambaran kesabaran, kedamaian, dan hubungan yang harmonis pada beliau. Indahnya saling menjaga dan mengalah terpotret diantara keduanya. Samawa ya bu, pak..

Semoga menjadi inspirasi, dan panutan bagi seluruh perempuan anggota DPW kabupaten Kota Mojokerto ini, aamiin.

"Menjadi perempuan cerdas itu adalah tantangan yang harus diupayakan dan dimenangkan!"

#perempuancerdaslahirbatin

LM221207